"Sha , lo di mana sih ? Lo selalu bikin gue khawatir ." - Arkan .
TYPO BERTEBARAN !
Sekarang Arkan sedang mencari Asha di beda tempat dengan teman - temannya . Karena Reyhan menyuruh mereka untuk berpencar .
Saat sedang di jalan mencari Asha , Arkan teringat sesuatu . Arkan pun segera pulang .
Sesampainya di rumah , Arkan langsung pergi ke kamar Sisil , Adik kecilnya .
Tok ... tok ...
"MASUK AJA GAK DI KUNCI KOK ." Teriak Sisil dari dalam kamar . Arkan pun membuka kamar Sisil . Arkan mendapat raut muka tidak suka dari wajah Sisil .
"Sil ." Panggil Arkan .
"Hm ." Jawab Sisil .
"Gue mau nanya ." Ucap Arkan . Sisil pun menanggkat satu alisnya .
"Waktu di pesta ulang tahun lo , yang sebenernya yang salah siapa ? Asha ? Atau Dinda ? ." Tanya Arkan .
"Pikir aja sendiri ." Ketus Sisil .
"Sumpah Sil , semenjak itu gue jadi merasa bersalah banget sama Asha . Gak seharusnya gue nampar Asha . Lo bener , gue terlalu gegabah buat nyimpulin sesuatu . Gue sakit ngeliat dia bercanda tawa sama Gilang . Gue ... gue bener bener .... pengen tau siapa yang salah ." Ucap Arkan dengan nada frustasi . Sisil pun gak tega langsung menceritakan yang sebenernya .
Malam itu , Asha dan Sisil sedang berbincang bersama . Tiba - tiba Dinda datang dan sengaja menjatuhkan minumannya sehingga mengenai pakaian Asha .
"Ups , sorry . Gue gak liat . Soalnya yang gue liat cuma parasit ." Ucap Dinda . Asha menghela nafas pelan .
"Berarti lo yang buta ." Jawab Sisil bar - bar .
"Wah , lo berani ya sama gue ." Ucap Dinda .
"Ya berani lah . Lo siapa ? Tuhan ? Lo tetep manusia . Tetep ciptaan tuhan . Lo makan nasi ? Gue juga makan nasi ." Ucap Asha karena muak dengan sikap Dinda .
"Iya sih gue manusia . Tapi lo itu parasit . Lo gak tau gue siapa . GUE DINDA MEGAN . PEMILIK PERUSAHAAN TERBESAR SE - JAKARTA . GUE BISA BIKIN LO JATUH MISKIN ." Ucap nya yang membuat beberapa orang menjadi tertarik dengan keributan selanjutnya .
"Terus ? Mau gue miskin kek , mau gur kayak kek , asal gue gak nyusahin lo . Buat apa gue takut ? Hm ? ." Jawab Asha . Dinda yang kesal pun mencoba mendorong Asha ke dalam kolam berenang , akan tetapi tenaga Asha lebih kuat dari pada Dinda yang membuat malah Dinda yang jatuh ke dalam kolam .
BYUR ! "Puas lo ? Puas udah nampar Asha ? Lo gak tau yang sebenernya ! Jadi lo mending diem aja deh ." Jawab Sisil kesal .
"G..gue g..ak percaya ." Ucap Arkan yang masih tidak menpercayai ucapan Sisil .
"Terserah lo aja . Gue udah ngasih tau lo . Mending sekarang lo pergi dari kamar gue , pergi dari rumah , dan jangan balik kalo lo belum nemuin Asha ." Ucap Sisil . Dengan lemas pun Arkan keluar dari kamar Sisil .
Arkan pun langsung pergi mencari Asha . Arkan mencari ke semua tempat yang ada di Jakarta , tetapi hasilnya nihil . Arkan tidak menemukan Asha .
"Sha , lo di mana sih ? Lo selalu bikin gue khawatir ." Ucap Arkan .
Arkan pun mampir di sebuah tempat makan kecil untuk memberi asupan pada perutnya yang lapar .
Tak jauh dari tempat duduk Arkan , Arkan tidak sengaja mendengar pembicaraan seseorang laki - laki bertubuh besar dengan tubuhnya di penuhi oleh tato .
"Dimana sekarang dia ? Bawa dia sekarang ke hadapan saya ." Ucap seseorang pada telfon . Arkan semakin tertarik dengan pembicaraannya . Karena jika itu penculikan , setidaknya Arkan bisa menolong .
"Iya bos , saya segera ke sana . Orangnya aman kok bos ." Ucap laki - laki bertubuh besar dan bertato . Tak lama laki - laki itu mematikan telfonnya dan memutuskan untuk pergi . Arkan yang penasaran pun ikut pergi untuk mengikutinya .
Arkan langsung menyalakan mesin motornya . Dan mengikuti mobil laki - laki itu .
1 jam dalam perjalanan , akhirnya mobil laki - laki itu berhenti di sebuah gedung tua yang sangat jauh dari kota .
Lalu Arkan berhenti jauh dari gedung itu , untuk melihat siapa yang di bawa oleh laki - laki itu .
Laki - laki itu keluar dengan membawa seorang gadis cantik . Arkan pun menjamkan tatapannya untuk melihat siapa yang di bawa oleh laki - laki itu .
Dan .....
Itu .....
Adalah .......
"ASHA ?!." Kaget Arkan ketika melihat muka gadis cantik itu .
Yup , gadis cantik itu adalah Asha . "Ok , sekarang lo harus menyelesaikan ini dengan hati yang tenang . Lo gak boleh gegabah lagi kayak kemarin lagi ." Batin Arkan .
Dengan mengendap - ngendap , Arkan pun berhasil masuk ke dalam gedung itu .
Arkan mendengar suara dari dalam sebuah ruangan . Arkan pun menempel kan telinganya untuk mendengar apa yang mereka bicarakan .
"Bagus , ini bayaran lo . Sekarang lo boleh pergi dari ruangan ini , dan jangan lupa untuk menjaga tempat ini . Ini orang gue yang urus ." Ucap seseorang yang suaranya sangat familiar di telinga Arkan .
Saat Arkan mendengar suara orang berjalan , Arkan pun segera bersembunyi di lemari tua yang ada di sana .
Dan laki - laki itu pun keluar . Karena panik , Arkan tak sengaja menyenggol lemari itu yang membuat laki - laki itu menoleh .
"Aduh gawat ." Batin Arkan .
Dengan perlahan , laki - laki itu berjalan mendekat ke arah Arkan .
Deg . Deg . Deg .
Detak jantung Arkan semakin memburu . Sebelum laki - laki itu membuka pintu lemari , Arkan sudah berpindah posisi pada sisi satu lagi .
"Ha...ha..HANTU ." Laki - laki itu pergi terbirit birit .
Arkan mengerutkan keningnya bingung . "Badan aja gede , tapi takut sama hantu . Cupu lo nyet ." Batin Arkan tertawa .
Arkan sekarang sudah ada di depan pintu ruangan itu . Terlihat sedikit celah di anatar pintu itu , Arkan pun mengintip .
Dan ....
Orang yang menyekap Asha ....
Adalah ....
"DINDA ?!." Batin Arkan keget .
Hola hola .... giman sama part ini ? Semoga suka ya . Jangan lupa klik vote nya . 😊