Sedekah vote-nya, Gaes! 😘😘 10
***
Dikira pengangguran. Entah sudah berapa orang yang menganggap aku tidak punya pekerjaan. Harus kuakui, dari tujuh perusahaan yang kulamar, tidak ada satu pun yang mau menerima sarjana dari jurusan sejarah sepertiku. Alasannya? Ya, apalagi kalau bidang yang kulamar tidak sesuai dengan jurusanku. Padahal dalam syarat yang tertulis itu tidak disebutkan harus dari jurusan apa. 5
Ketiga kakak laki-lakiku juga sudah berusaha memasukkan ke perusahaan tempat mereka bekerja. Dengan bantuan koneksi pun, nyatanya aku tetap tidak bisa diterima.
Papa pernah menyarankan agar aku jadi guru saja. Guru Sejarah. Tentu saja aku menolaknya. Andai Papa tahu. Justru guru adalah profesi yang paling kuhindari. Tidak bisa kubayangkan jika di tengah mengajar ada murid yang bertanya dan aku bingung harus menjawab apa. Itu jelas memalukan sekali! 7
Saat aku hendak menikah dengan Arion, Ibu juga pernah menyarankan agar aku bekerja di perusahaan lelaki itu. Ibu bilang jika aku mau, Ibu bisa mengatakannya pada Arion. Tentu saja aku tegas menolaknya. Setidaknya aku cukup tahu diri dengan kemampuanku. Berada di tengah orang-orang pintar mungkin akan membuatku merasa seperti seekor udang kecebur ke dalam tambak ikan kakap. Lagi pula, belum tentu Arion akan menerima karyawan sepertiku, lebih-lebih perusahaannya bergerak di bidang pendidikan yang berbasis teknologi. 1
“Arion itu harusnya ajak kamu bulan madu, Ta. Ibu sudah sering bilang soal ini ke dia. Tapi, dia selalu bilang belum bisa karena lagi sibuk,” ujar Ibu yang duduk di sebelah kananku.
Usai pemotretan tadi siang, aku mampir ke rumah Mama karena lokasinya tak jauh dari sini. Saat tahu aku di rumah Mama, Ibu langsung bertandang ke mari. Hubungan kami memang dekat sejak dulu. Sebelum menjadi mertuaku, dia sudah seperti ibu kedua bagiku. 1
“Ya, maklumlah, Jeng. Arion itu masih sibuk. Sebagai istri, Vita pasti ngerti. Toh, bulan madu nggak harus pergi ke tempat jauh. Di rumah juga bisa bulan madu.”
Aku melirik kesal pada Mama yang duduk di sebelah kiriku. Jika tahu bagaimana pernikahanku sebenarnya, mungkin Mama tidak sampai menanggapi enteng apa yang dirisaukan Ibu.
Sudah lebih dari seminggu, dan kemajuan hubungan kami baru sebatas tidur saling berhadapan dengan jarak dua penggaris ukuran tiga puluh senti sepanjang malam. Bahkan, Arion tidak perlu membatasi dengan guling di antara kami. Seolah, alam bawah sadarnya itu secara otomatis sudah bisa menjaga jarak denganku. 1
“Aku cuma khawatir sama Vita, Jeng. Ya, paling nggak dia bisa nyempetin waktunya. Mungkin ambil yang deket-deket saja kayak ke Bali. Vita bisa bosan kalau dia di rumah terus.”
Meski hubunganku dekat, Ibu salah satu orang yang menganggapku tidak punya pekerjaan. Mungkin bagi mereka, bekerja itu adalah yang berangkat ke kantor pada pagi hari, lalu pulang saat sore hari.
“Vita sekarang sudah punya kesibukan sendiri, Jeng. Arion juga tetep ngizinin Vita melakukan apa pun asal yang positif.”
Ya, kesibukanku sekarang adalah endorse barang-barang milik online shop. Entah ini bisa disebut profesi atau tidak. Yang jelas, karena pekerjaan ini, setidaknya aku sudah tidak minta lagi pada Papa untuk memenuhi kebutuhan bulananku.
Aku tidak mendapat pekerjaan ini secara instan. Bermula dari foto-fotoku yang sering di-posting di Instagram Agni, rupanya menarik seseorang dari bagian marketing sebuah brand hijab lokal untuk menjadikanku sebagai modelnya. Katanya, wajahku yang natural sangat cocok menjadi model dari brand hijab mereka. Tawaran itu seakan menjadi oase di tengah kebingunganku mencari pekerjaan setelah lulus kuliah.
Berawal dari situlah, satu per satu brand-brand produk muslim itu mulai tertarik menjalin kerjasama denganku. Wajahku sering muncul dalam katalog produk-produk muslim. Jumlah followers perlahan juga mengalami peningkatan. Aku mulai menerima endorse ketika online shop – online shop itu menghubungiku untuk mempromosikan produknya.
Namun, karena satu kesalahan, aku menjadi bulan-bulanan netizens. Hanya karena caption “I happy in sonday morning”, posting-anku menjadi viral. Mereka menyebutku sok gaya, bodoh hingga tolol karena aku salah merangkai kalimat bahasa Inggris, bahkan ada kata yang salah tulis. 14
Aku sampai libur dari Instagram selama sebulan. Beruntung Agni dan Davina selalu menguatkanku. Katanya, itu hanya kesalahan kecil. Yang penting aku tidak sampai melakukan tindakan fatal yang merugikan orang lain atau bahkan asusila. 1
Setelah sebulan menghilang, aku kembali bermedia sosial seperti biasa. Rupanya netizens sudah melupakan aibku itu, meskipun ada beberapa yang masih julid. Hingga waktu berlalu sampai kaum juliders itu kembali menyerang akunku ketika aku menikah dengan Arion.
Aku menghela napas pelan. Sebagai pengguna media sosial aktif, aku harus siap menghadapi haters, mau sepedas dan setajam apa pun komentar mereka.
Suara salam mengalihkan perhatianku. Rupanya, Bang Gibran sudah pulang dari kantornya. Saat hendak menyalami Mama, kakak ketigaku itu menoleh. “Pengantin baru ternyata ada di sini?”
Bang Gibran bertanya dengan nada jail. Aku memutar bola mata ke atas. Dia hanya tertawa kecil menanggapi reaksiku, lalu menyapa Ibu dengan sopan nan santun—mengabaikan uluran tanganku yang hendak menyalaminya. 1
Aku mendengus pelan. Giliran sama camer aja dibaik-baikin. Modus banget, kan?
Saat hendak berlalu, Bang Gibran mengacak puncak kepalaku yang masih tertutupi hijab, lalu dengan sengaja menarik pucuknya. Aku berdecak kesal karena kebiasaannya ini. Pantas saja Nessa, adik bungsu Arion itu tidak menyukainya. Sebagai laki-laki, dia memang kurang terlihat cool. Mungkin akan berbeda reaksi Nessa jika Bang Gibran kelihatan cool seperti tokoh utama dalam novel. Bisa jadi, Nessa akan penasaran, lalu berbalik menyukainya.
Aku menggeleng pelan. Jika Bang Gibran kelihatan cool, itu artinya dia harus berubah menjadi orang lain. Bukankah cinta itu seharusnya menerima apa adanya? Lebih-lebih jika itu adalah cinta dalam pernikahan.
Nggak mungkin, kan, pasangan bercerai cuman gara-gara istrinya suka kentut sembarangan?
Itu sih ... konyol namanya! 1
Tbc
***
Lanjut bagian 2-nya, ya ... 😂😂
Sudah di-up lho, ya. Langsung gulir layar lagi ke bawah. 😅 1