Sosok Aneh
" ya kak " terdengar suara ibu dari jauh mengangkat tlp ku
" gimana kabar ma, sehat ?"
" sehat kak, kakak ? kuliah gimana ?"
" sehat kok, kuliah baik ma.. adek sama ayah gimana ma ?"
" ayah sehat kak, diar udah sibuk nyiapin perlengakapn sekolahnya, odi ya masih sama kek biasa, anda sama kek diar kak "
" laah.. diarkan masih lama masuk nya.. ngapain pulak dia besibuk ria.."
" biarlah kak, jangan diusik kesenangannyaa.. "
" oya ma.. anda kapan berangkat jadinya ?"
" kemarin udah urus kesekolah kak, dia ujian duluan ntar, abis UN langsung kesana.. "
" ooh.. baguslah.. kakak udah transfer ya ma "
" kakak transfer buat apa ?" ibu bertanya dengan nada bingung
" buat anda ma, dari sana kesini kan butuh uang.. mama nggak usah pikirin.. udah kakak urus semua untuk anda.. jadi mama nggak usah kasih uang ke dia " aku menjelaskan dengan lembut ke ibuku
" dapat uang darimana kak ? itu nggak sedikit kak.." ibuku bertanya curiga
" kan mama yang bilang, kalau usaha dan niat selalu ada jalan untuk itu, apapun caranyaa.. yang penting selalu baik kan ma "
" makasih ya kak.. maaf ngerepotin kakak " suara lemah ibuku mulai terdengar dari kejauhan
" apaan sih ma, kakak nggak suka mama bilang gitu.. ini kewajiban kakak ma dan kakak nggak ngerasa direpotin.. justru kakak seneng kok " aku berkata lembut kepada ibuku
" iya kak.. makasih ya kak.."
" udah ah ma.. harusnya kakak yang bilang makasih.. mama jaga kesehatan sama yang lain yaa.. dan jangan banyak mikir.. oke ma "
" iyaa.. kakak disana juga jaga kesehatan.. jangan sampe sakit yaa.. "
" iyaa ma.. kakak sekarang rajin minum obat kok "
" syukurlah.. jangan capek2 ya kak "
" iyaa ma.. jangan mikirin kakak disini.. yang penting mama sehat sama semua disana sehat.. udah ya ma.. nanti sms kalo transfernya udah sampek ya.."
" iya kak."
Pembicaraan singkat dengan ibu terkadang membuatku sedih, ingin rasanya aku berkata " aku kangen banget sama mama, ayah, adik2 dan semua yang ada dirumah kita, kebahagiaan, keceriaan, kesederhanaan yang membalut kesedihan dalam hidup kita.. Semua terasa indah saat kita bersama, namun.. aku harus kuat, tak mungkin egoku menyerang kekuatanku.. aku harus menahan segala egoku untuk rumahku karena aku harus menjadi patokan bagi adk2ku disana.. ya aku harus kuat..
------------------
Libur panjang tak berarti banyak bagiku, aku tak pulang kekampung halaman bahkan aku juga tak mengistirahatkan diri. aku masih sibuk mencari kerja paruh waktu dan mengurus segala aktivitas kampus demi biaya gratis untuk kuliahku, kalau tak bisa dapat beasiswa didalam kampus apasalahnya mencari diluar kampus dengan cacatan aku harus punya nilai bagus dan menjadi aktivis kampus tentu saja membutuhkan surat rekomendasi dari ketua jurusan bahwa aku memang benar seorang aktivis.. kadang ingin rasanya beristirahat sejenak, tapi jika aku beristirahat, aku takut akan terlalu menikmatinya.. Jadi biarlah aku menghabiskuan hariku untuk hal yang lebih baik dan untuk keluargaku..
-------------
" jadi kerja di cafe ?" tara bertanya padaku disela-sela waktu yang kami miliki bersama, ditaman kampusku.
" jadilah.. kenapa ?"
" yakin kamu ?"
" yakin ra, emang kenapa sih ?"
" kalo capek gimana ?"
" ya, minum obat ajah lah "
" sampe kapan queen.. nggak capek apa hidup sama obat muluk "
" kamu tanya ke aku, aku tanya siapa " aku membalasnya dengan nada mengejek
" nih anak, selalu ajah ngeles lah "
" aku nggak boleh capek ra, eh.. nggak bisa capek "
" pikirin diri sendiri juga lah queen.. sampe kapan kamu biarin sakitmu.. "
" sampe aku nggak bisa ngapa2in lagi " aku menjawab dengan senyuman.
" husss.. ngomongnya.. lagian loh, kamu udah dapat beasiswa, kerja sana sini, napa sih masih ngotot kerja lagi.. masak nggak cukup untuk kamu ?"
" ada sesuatu yang kadang nggak dimengerti ra.. udah ya nggak usah dibahas.. " aku menjawabnya dengan senyuman
" okelah.. terserah kamu.. aku cuma nggak mau ajah kamu sakit "
" ciiiieee.. nggak mau aku sakit yaa " aku menggodanya dengan senyum jahil
" diiih.. apaan sih.. kalo kamu sakit aku nggak bisa jahilin kamu dong "
" aah.. sialan kamu.. ujung2nya tetep ajah nggak enak "
" iya dong, pesek. " dia menarik hidungku
" sakit tauk "
" abisnya gemes sih.. kok bisa gitu.. dimukamu ada mata kecil, hidung kecil, bibir penuh, pipi tembem.. kan buat gemes tuh.. " dia tertawa mengejekku.
" awas kamu ya kalo naksir " aku menjawab dengan nada sewot, dia hanya tertawa mengejekku.
-------------
" didepan " sms dari tara, dia dengan senang hati mengantar dan menjemputku saat aku bekerja dicafe, maklumlah, tempatku bekerja paru waktu buka disore hari sampai malam hari, aku juga sudah jarang mengajar les karena otakku sudah cukup panas jika bertemu anak yang terkadang tidak begitu mengerti apa yang aku berikan.. jadi aku memilih mengganti profesi.. Setidaknya disiang hari aku bisa melakukan aktivitas dikampus dan malam hari aku masih bisa menghasilkan uang.. Terkadang tak jarang teman yang menawarakan mengambil proyek dibidang jurusanku, tapi aku lebih memilih menolaknya karena aku tak mau jika saat pengerjaan proyek terjadi sesuatu yang kadang tak diinginkan.. memang menggiurkan, hasil yang didapat lumayan tapi waktu dan pikiranku akan habis kesana, dan semua akan terbengkalai akibat proyek itu.. Jadi aku memilih jalan aman yang bisa membagi semuanya menjadi rata.. Kuliah berjalan, beasiswa kudapatkan dan aku kerja.. itu sudah cukup untuk sekarang..
Aku menghampiri tara yang sudah ada didepan kosku, kulihat dia menunggu diatas motornya..
" mbak queen mau kemana ?" salah seorang adik kos yang duduk diberanda kosku bertanya.
" kerja re.. " aku mengembangkan senyum kepada reti.
" waah.. semangat ya mbak.. kirain mau jalan sama mas tara"
" nggak kok, masnya cuma antar mbak..duluan yaa "
" iya mbak.. hati2 "
Tara menoleh kearahku dengan tatapan bingung..
" seragamnya ?"
" iyaa.. nanti disana ajah.. emang kamu mau boncengin aku pake rok mimi sama baju ketat "
" eh.. emang sexy ya "
" lumayan sih.. tapi aku bawa stoking item kok, sama ambil ukuran yang agak besaran jadi nggak begitu banget "
" syukurlah, kalo sexy banget nggak usah kerja disana ajah geh "
" trus aku kerja dimana ? kamu mau kasih aku duit "
" ya kalo segitu nggak ada lah "
" ya udah, jangan protes, syukur dapet kerja. "
" udah yuk, nanti telat kamunya " aku naik keboncengan dan tara melajukan motornya ke tempatku akan bekerja.
---------------
" makasih yaa "
" nanti pulang jam berapa ?"
" jam 10 kayaknya, tapi nggak tau juga.. kenapa ?"
" ya biar aku bisa ngira jemput jam berapa "
" nantikan aku sms sih.. repot amat.. "
" aku nggak mau kamu nunggu sendirian, bahaya tau.. apalagi cewek "
" laah.. kan didepan cafe juga, ada satpamnya juga loh.. rempong banget sih "
" yodah deh.. beneran sms ya, kalo udah tau mau pulang langsung sms pokoknya "
" iyaa loh.. udah ah.. aku masuk.. makasih raa "
" iyaa.. semangat, kalo ada yang ganjen timpuk ajah "
" dipikir ini cafe esek2 apa.. sinting kamu " aku berlalu meninggalkannya, dia hanya tersenyum memandangku dari motornya.. kulirik dia, berlalu meninggalkan depan cafe ku.. Kulihat cafe sudah ada bebrapa pengunjung.. Aku mempercepat langkahku untuk mengganti baju dan memakai make up..
" baru datang queen ?" fida beratanya padaku saat kami berpapasa diruang ganti
" iyaa nih, aku ganti dulu ya "
" oke.. gue kesana dulu bantu yang lain. "
Dia berlalu meninggalkanku, tak butuh waktu lama aku sudah mengganti pakaian ku, berwarna dominan hitam dan ada sedikit corak bergaris orange dibeberapa bagian.. ini seragam untuk 3 hari 2 hari kedepan.. dan tentu saja saat malam minggu seragamnya akan sedikit bagaimana gitu.. dan aku sama sekali tak menyukainya..
Tak begitu susah menjadi pelayan cafe, kau cukup tebarkan senyum centil kepada pengunjung lelaki dan seikit berbasa basi jika digoda asal kau tak temakan umpannya dengan begitu kau bisa mendapat tips dan untuk pengunjung wanita kau cukup bersikap rama dan lemah lembut kepadanya agar dia menjadi ratu di cafemu. itulah yang diajarkan oleh Bosku.. Dan aku masih berusaha, fida lebih sering menjadi penolongku.. Dia terkadang menggantikan posisi ku menghadapi pengunjung yang sedikit jahil.. Dan benar saja beberapa pengunjung tetap sudah melirik pelayan baru disini.. Ohh.. malangnya nasibku, gadis biasa yang akhirnya terpaksa melakukan hal yang tak biasa..
Dan tara, dia selalu kahwatir denganku.. Tapi aku sudah beberapa kali memberikan pengertian terhadapnya, ditambah fida yang mau menolongku menyakinkan tara.. dan dia akhirnya mengerti bahwa pekerjaanku tak begitu membahayakanku.. Karena tinggal di Kota besar terkadang membuatmu dapat menjadi sosok yang menyeramkan, seperti beberapa pengunjung dcafe kami.
" queen.. lu urus tamu cewek ajah atau orang pacaran ya " rio sepertinya mengetahui jika aku masih gugup.
" iyaa.. makasih ya yo" aku membalasnya dengan raut wajah termakasih dan mengambil pesanan pengunjung untuk ku antarkan ke mejanya.
" sama2.. " dia membalasku dengan senyuman.
Kondisi cafe semakin malam justru semakin ramai, bukannya semakin sepi.. bahkan saat tutupun ada saja pengunjung yang masih tetap berada di cafe.. Dan kami tak diperbolehkan bermaksud mengusirnya, kami hanya diperbolehkan menunggunya.. ya tinggal satu pengunjung, dan dia merasa tak mengerti jika kami akan tutup, padahal kami sudah berberes cafe dan bersiap untuk tutup..
Aku mengelap beberapa meja yang masih kotor, kulirik pengunjung itu, tak bergeming sedikitpun.. Dia sedikit luput dari penglihatanku, sudah berapa lama dia disana dan kenapa sendirian ? apa memang dia sendirian saja ? apa dia tak sadarkan diri ? atau dia sakit ? Ah.. entahlah, bodoh amat pikirku, kulirik jam ditanganku, jam 12 .. Matilah aku.. tara pasti sudah kahwatir, ntahpun dia sudah menungguku diluar.. aku berusaha tetap tenang.. memperlambat gerakanku berharap dia akan pergi dari cafe kami, ternyata belum juga beranjak.. Ya sudahlah ku putuskan saja mempercepat kerjaku..
Semua meja telah selesai kami bersihkan, tentunya kecuali meja yang ada sosok orang aneh disana.. Aku memilih membereskan diriku sambil menunggunya pergi dari meja..
-----------
" itu siapa fi ? kok nggak balik2 sih ?"
" yang mana ?"
" ituloh, yang lagi duduk di meja pojok.. kok nggak balik2, kitakan udah tutup"
" bentar lagi juga balik kok "
" eh.. maksudnya ?" aku masih bingung dengan fida
" liat ajah jam setengah 1 nanti pasti pergi dia "
" kenapa harus jam segitu ? emang dia siapa sih ?"
" ya emang jam segitu, nggak tau siapa.. tapi bos sih bilangnya kalo dia belum pergi ya wajib ditunggu "
" yaa.. pulangnya pagi muluk dong "
" resiko lah queen.. mana ada kerja enak penghasilan besar untuk kita"
" iyaa sih..tapikan nyebelin kalo gitu "
" udah ah.. keselek ntar.. buruan geh, cowok lu udah nungguin tuh "
" eh.. cowok ku ? siapa ?"
" laah.. si tara tuh bukan cowok lu ?"
" eh.. emang dia dimana ?"
" sarap lu.. dia didepan dari jam 11 tadi.. masak lu nggak tau.. sadis amat lu sama cowok lu "
" yang bener fi ? waah.. aku duluan boleh ya "
" iya boleh kok, kasian tuh anak udah nungguin lu.. cowok baik susah dapetnya loh "
" dia bukan cowokku kok, cuma temen "
" boong lu "
" beneran fi, ngapain boong "
" ehmm.. temen ya.. temen yang ada rasa lain kayaknya.."
" ya gitulaah " aku menjawab sekenahnya dan membereskan semua barnagku yang masih tersisa. " duluan yaaa .. daah.. "
" hati2 queen "
" nggak barengan baliknya queen ?" meli yang baru masuk keruangan, bertanya padaku yang buru-buru pulang
" dia sama cowoknya.. jangan diganggu lah " fida menggodaku
" ooh..hati2 deh " meli memberiku senyum sedikit menggoda " langsung pulang yaa "
" aah.. sinting kalian.. udah duluan aah.. " aku benar-benar meninggal mereka berdua, dan berpamitan ke beberapa orang yang masih berada di cafe.. Kulirik jam 12.25, dia masih disana.. Kupandang sesaat.. tak bergeming, padangannya jauh kedepan, Ah.. sudahlah.. aku mempercepat langkahku menuju tara, kasian dia sudah menungguku..
------------
Kulihat tara duduk diatas motor, menidurkan keningnya diatas sepeda motornya. Dia pasti capek, kuhampiri dia dengan perlahan..
" lama ya nunggunya ? maaf ya " aku menepuk pundaknya perlahan
" eh.. nggak kok, aku takutnya kamunya kenapa2 tadi "
" kok bisa ?"
" ya bisa ajah, untung ketemu fida tadi, katanya kamu masih beres2.. ya udah aku tungguin ajah "
" makasih yaa.. "
" yuk pulang, kamu capek kan ?" Aku mengangguk dengan senyuman dan langsung naik keboncengan..
Saat tara mulai melajukan motornya, kulihat sosok aneh itu keluar, dia dengan tatapan kosongnya, kulirik jam ku jam 12.33.. sepertinya memang benar kata fida..Masih kuperhatikan dia, ekspresi tetap sama, kosong seakan tak bernyawa.. Orang aneh yang entah apa dalam benaknya..
---------
" langsung istirahat ya "
" iyaa.. makasih yaa.. hati2 pulangnya "
" iyaa.. istirahat loh "
" iyaa loh.. udah geh.. udah malam "
" masuk dulu kamunyaa "
" hadeeh.. iyaaa.. iyaa.. aku masuk yaa " Aku membuka pagar kosku dan beranjak masuk, dia masih menungguku diluar.. Saat aku sudah masuk ke pintu kos, dia tersenyum padaku dan mengangguk pergi.. Kututup pintu kosku, kudengar beberapa kamar masih asik dengan kerubutan musik, TV atau sekedar mengobrol.. Dan aku lelah memilih istirahat..
" mbak queen baru pulang ya " reti dusah mencungul dari kamarnya, kebetulan dia didepan kamarku
" iya nih re"
" pasti capek ya mbak.. "
" kenapa emangnya ? " aku sudah berhasil membuka pintu kamarku.
" mau curhat, tapi mbaknya capek.. besok aja deh "
" yaudah besok ajah yaa "
" istirahat ya mbak "
" iyaa.. duluan yaa "
Aku masuk kedalam kamarku, membereskan segala yang menempel dibadanku.. Ingin mandi tapi dingin lagian aku sudah mandi sebelum berangkat kerja..Kurebahkan badanku.. Ku cek hapeku untuk terakhir kali sebelum tidur..
" gimana kerjanya ?" reza mengirimkan sms singkat kepadaku.. aku malas membalasnya, besoklah aku tlp saja dia biar lebih enak.. Kami juga sudah mulai jarang mengobrol dichat, karena siang hari aku dikampus dan malam hari aku kerja, jadi hanya bisa sms atau tlp dan itupun kalau aku tak capek.. Tapi ya sudah lah.. Lebih baik aku istirahat sejenak..
NEXT PART 10
" gimana kabar ma, sehat ?"
" sehat kak, kakak ? kuliah gimana ?"
" sehat kok, kuliah baik ma.. adek sama ayah gimana ma ?"
" ayah sehat kak, diar udah sibuk nyiapin perlengakapn sekolahnya, odi ya masih sama kek biasa, anda sama kek diar kak "
" laah.. diarkan masih lama masuk nya.. ngapain pulak dia besibuk ria.."
" biarlah kak, jangan diusik kesenangannyaa.. "
" oya ma.. anda kapan berangkat jadinya ?"
" kemarin udah urus kesekolah kak, dia ujian duluan ntar, abis UN langsung kesana.. "
" ooh.. baguslah.. kakak udah transfer ya ma "
" kakak transfer buat apa ?" ibu bertanya dengan nada bingung
" buat anda ma, dari sana kesini kan butuh uang.. mama nggak usah pikirin.. udah kakak urus semua untuk anda.. jadi mama nggak usah kasih uang ke dia " aku menjelaskan dengan lembut ke ibuku
" dapat uang darimana kak ? itu nggak sedikit kak.." ibuku bertanya curiga
" kan mama yang bilang, kalau usaha dan niat selalu ada jalan untuk itu, apapun caranyaa.. yang penting selalu baik kan ma "
" makasih ya kak.. maaf ngerepotin kakak " suara lemah ibuku mulai terdengar dari kejauhan
" apaan sih ma, kakak nggak suka mama bilang gitu.. ini kewajiban kakak ma dan kakak nggak ngerasa direpotin.. justru kakak seneng kok " aku berkata lembut kepada ibuku
" iya kak.. makasih ya kak.."
" udah ah ma.. harusnya kakak yang bilang makasih.. mama jaga kesehatan sama yang lain yaa.. dan jangan banyak mikir.. oke ma "
" iyaa.. kakak disana juga jaga kesehatan.. jangan sampe sakit yaa.. "
" iyaa ma.. kakak sekarang rajin minum obat kok "
" syukurlah.. jangan capek2 ya kak "
" iyaa ma.. jangan mikirin kakak disini.. yang penting mama sehat sama semua disana sehat.. udah ya ma.. nanti sms kalo transfernya udah sampek ya.."
" iya kak."
Pembicaraan singkat dengan ibu terkadang membuatku sedih, ingin rasanya aku berkata " aku kangen banget sama mama, ayah, adik2 dan semua yang ada dirumah kita, kebahagiaan, keceriaan, kesederhanaan yang membalut kesedihan dalam hidup kita.. Semua terasa indah saat kita bersama, namun.. aku harus kuat, tak mungkin egoku menyerang kekuatanku.. aku harus menahan segala egoku untuk rumahku karena aku harus menjadi patokan bagi adk2ku disana.. ya aku harus kuat..
------------------
Libur panjang tak berarti banyak bagiku, aku tak pulang kekampung halaman bahkan aku juga tak mengistirahatkan diri. aku masih sibuk mencari kerja paruh waktu dan mengurus segala aktivitas kampus demi biaya gratis untuk kuliahku, kalau tak bisa dapat beasiswa didalam kampus apasalahnya mencari diluar kampus dengan cacatan aku harus punya nilai bagus dan menjadi aktivis kampus tentu saja membutuhkan surat rekomendasi dari ketua jurusan bahwa aku memang benar seorang aktivis.. kadang ingin rasanya beristirahat sejenak, tapi jika aku beristirahat, aku takut akan terlalu menikmatinya.. Jadi biarlah aku menghabiskuan hariku untuk hal yang lebih baik dan untuk keluargaku..
-------------
" jadi kerja di cafe ?" tara bertanya padaku disela-sela waktu yang kami miliki bersama, ditaman kampusku.
" jadilah.. kenapa ?"
" yakin kamu ?"
" yakin ra, emang kenapa sih ?"
" kalo capek gimana ?"
" ya, minum obat ajah lah "
" sampe kapan queen.. nggak capek apa hidup sama obat muluk "
" kamu tanya ke aku, aku tanya siapa " aku membalasnya dengan nada mengejek
" nih anak, selalu ajah ngeles lah "
" aku nggak boleh capek ra, eh.. nggak bisa capek "
" pikirin diri sendiri juga lah queen.. sampe kapan kamu biarin sakitmu.. "
" sampe aku nggak bisa ngapa2in lagi " aku menjawab dengan senyuman.
" husss.. ngomongnya.. lagian loh, kamu udah dapat beasiswa, kerja sana sini, napa sih masih ngotot kerja lagi.. masak nggak cukup untuk kamu ?"
" ada sesuatu yang kadang nggak dimengerti ra.. udah ya nggak usah dibahas.. " aku menjawabnya dengan senyuman
" okelah.. terserah kamu.. aku cuma nggak mau ajah kamu sakit "
" ciiiieee.. nggak mau aku sakit yaa " aku menggodanya dengan senyum jahil
" diiih.. apaan sih.. kalo kamu sakit aku nggak bisa jahilin kamu dong "
" aah.. sialan kamu.. ujung2nya tetep ajah nggak enak "
" iya dong, pesek. " dia menarik hidungku
" sakit tauk "
" abisnya gemes sih.. kok bisa gitu.. dimukamu ada mata kecil, hidung kecil, bibir penuh, pipi tembem.. kan buat gemes tuh.. " dia tertawa mengejekku.
" awas kamu ya kalo naksir " aku menjawab dengan nada sewot, dia hanya tertawa mengejekku.
-------------
" didepan " sms dari tara, dia dengan senang hati mengantar dan menjemputku saat aku bekerja dicafe, maklumlah, tempatku bekerja paru waktu buka disore hari sampai malam hari, aku juga sudah jarang mengajar les karena otakku sudah cukup panas jika bertemu anak yang terkadang tidak begitu mengerti apa yang aku berikan.. jadi aku memilih mengganti profesi.. Setidaknya disiang hari aku bisa melakukan aktivitas dikampus dan malam hari aku masih bisa menghasilkan uang.. Terkadang tak jarang teman yang menawarakan mengambil proyek dibidang jurusanku, tapi aku lebih memilih menolaknya karena aku tak mau jika saat pengerjaan proyek terjadi sesuatu yang kadang tak diinginkan.. memang menggiurkan, hasil yang didapat lumayan tapi waktu dan pikiranku akan habis kesana, dan semua akan terbengkalai akibat proyek itu.. Jadi aku memilih jalan aman yang bisa membagi semuanya menjadi rata.. Kuliah berjalan, beasiswa kudapatkan dan aku kerja.. itu sudah cukup untuk sekarang..
Aku menghampiri tara yang sudah ada didepan kosku, kulihat dia menunggu diatas motornya..
" mbak queen mau kemana ?" salah seorang adik kos yang duduk diberanda kosku bertanya.
" kerja re.. " aku mengembangkan senyum kepada reti.
" waah.. semangat ya mbak.. kirain mau jalan sama mas tara"
" nggak kok, masnya cuma antar mbak..duluan yaa "
" iya mbak.. hati2 "
Tara menoleh kearahku dengan tatapan bingung..
" seragamnya ?"
" iyaa.. nanti disana ajah.. emang kamu mau boncengin aku pake rok mimi sama baju ketat "
" eh.. emang sexy ya "
" lumayan sih.. tapi aku bawa stoking item kok, sama ambil ukuran yang agak besaran jadi nggak begitu banget "
" syukurlah, kalo sexy banget nggak usah kerja disana ajah geh "
" trus aku kerja dimana ? kamu mau kasih aku duit "
" ya kalo segitu nggak ada lah "
" ya udah, jangan protes, syukur dapet kerja. "
" udah yuk, nanti telat kamunya " aku naik keboncengan dan tara melajukan motornya ke tempatku akan bekerja.
---------------
" makasih yaa "
" nanti pulang jam berapa ?"
" jam 10 kayaknya, tapi nggak tau juga.. kenapa ?"
" ya biar aku bisa ngira jemput jam berapa "
" nantikan aku sms sih.. repot amat.. "
" aku nggak mau kamu nunggu sendirian, bahaya tau.. apalagi cewek "
" laah.. kan didepan cafe juga, ada satpamnya juga loh.. rempong banget sih "
" yodah deh.. beneran sms ya, kalo udah tau mau pulang langsung sms pokoknya "
" iyaa loh.. udah ah.. aku masuk.. makasih raa "
" iyaa.. semangat, kalo ada yang ganjen timpuk ajah "
" dipikir ini cafe esek2 apa.. sinting kamu " aku berlalu meninggalkannya, dia hanya tersenyum memandangku dari motornya.. kulirik dia, berlalu meninggalkan depan cafe ku.. Kulihat cafe sudah ada bebrapa pengunjung.. Aku mempercepat langkahku untuk mengganti baju dan memakai make up..
" baru datang queen ?" fida beratanya padaku saat kami berpapasa diruang ganti
" iyaa nih, aku ganti dulu ya "
" oke.. gue kesana dulu bantu yang lain. "
Dia berlalu meninggalkanku, tak butuh waktu lama aku sudah mengganti pakaian ku, berwarna dominan hitam dan ada sedikit corak bergaris orange dibeberapa bagian.. ini seragam untuk 3 hari 2 hari kedepan.. dan tentu saja saat malam minggu seragamnya akan sedikit bagaimana gitu.. dan aku sama sekali tak menyukainya..
Tak begitu susah menjadi pelayan cafe, kau cukup tebarkan senyum centil kepada pengunjung lelaki dan seikit berbasa basi jika digoda asal kau tak temakan umpannya dengan begitu kau bisa mendapat tips dan untuk pengunjung wanita kau cukup bersikap rama dan lemah lembut kepadanya agar dia menjadi ratu di cafemu. itulah yang diajarkan oleh Bosku.. Dan aku masih berusaha, fida lebih sering menjadi penolongku.. Dia terkadang menggantikan posisi ku menghadapi pengunjung yang sedikit jahil.. Dan benar saja beberapa pengunjung tetap sudah melirik pelayan baru disini.. Ohh.. malangnya nasibku, gadis biasa yang akhirnya terpaksa melakukan hal yang tak biasa..
Dan tara, dia selalu kahwatir denganku.. Tapi aku sudah beberapa kali memberikan pengertian terhadapnya, ditambah fida yang mau menolongku menyakinkan tara.. dan dia akhirnya mengerti bahwa pekerjaanku tak begitu membahayakanku.. Karena tinggal di Kota besar terkadang membuatmu dapat menjadi sosok yang menyeramkan, seperti beberapa pengunjung dcafe kami.
" queen.. lu urus tamu cewek ajah atau orang pacaran ya " rio sepertinya mengetahui jika aku masih gugup.
" iyaa.. makasih ya yo" aku membalasnya dengan raut wajah termakasih dan mengambil pesanan pengunjung untuk ku antarkan ke mejanya.
" sama2.. " dia membalasku dengan senyuman.
Kondisi cafe semakin malam justru semakin ramai, bukannya semakin sepi.. bahkan saat tutupun ada saja pengunjung yang masih tetap berada di cafe.. Dan kami tak diperbolehkan bermaksud mengusirnya, kami hanya diperbolehkan menunggunya.. ya tinggal satu pengunjung, dan dia merasa tak mengerti jika kami akan tutup, padahal kami sudah berberes cafe dan bersiap untuk tutup..
Aku mengelap beberapa meja yang masih kotor, kulirik pengunjung itu, tak bergeming sedikitpun.. Dia sedikit luput dari penglihatanku, sudah berapa lama dia disana dan kenapa sendirian ? apa memang dia sendirian saja ? apa dia tak sadarkan diri ? atau dia sakit ? Ah.. entahlah, bodoh amat pikirku, kulirik jam ditanganku, jam 12 .. Matilah aku.. tara pasti sudah kahwatir, ntahpun dia sudah menungguku diluar.. aku berusaha tetap tenang.. memperlambat gerakanku berharap dia akan pergi dari cafe kami, ternyata belum juga beranjak.. Ya sudahlah ku putuskan saja mempercepat kerjaku..
Semua meja telah selesai kami bersihkan, tentunya kecuali meja yang ada sosok orang aneh disana.. Aku memilih membereskan diriku sambil menunggunya pergi dari meja..
-----------
" itu siapa fi ? kok nggak balik2 sih ?"
" yang mana ?"
" ituloh, yang lagi duduk di meja pojok.. kok nggak balik2, kitakan udah tutup"
" bentar lagi juga balik kok "
" eh.. maksudnya ?" aku masih bingung dengan fida
" liat ajah jam setengah 1 nanti pasti pergi dia "
" kenapa harus jam segitu ? emang dia siapa sih ?"
" ya emang jam segitu, nggak tau siapa.. tapi bos sih bilangnya kalo dia belum pergi ya wajib ditunggu "
" yaa.. pulangnya pagi muluk dong "
" resiko lah queen.. mana ada kerja enak penghasilan besar untuk kita"
" iyaa sih..tapikan nyebelin kalo gitu "
" udah ah.. keselek ntar.. buruan geh, cowok lu udah nungguin tuh "
" eh.. cowok ku ? siapa ?"
" laah.. si tara tuh bukan cowok lu ?"
" eh.. emang dia dimana ?"
" sarap lu.. dia didepan dari jam 11 tadi.. masak lu nggak tau.. sadis amat lu sama cowok lu "
" yang bener fi ? waah.. aku duluan boleh ya "
" iya boleh kok, kasian tuh anak udah nungguin lu.. cowok baik susah dapetnya loh "
" dia bukan cowokku kok, cuma temen "
" boong lu "
" beneran fi, ngapain boong "
" ehmm.. temen ya.. temen yang ada rasa lain kayaknya.."
" ya gitulaah " aku menjawab sekenahnya dan membereskan semua barnagku yang masih tersisa. " duluan yaaa .. daah.. "
" hati2 queen "
" nggak barengan baliknya queen ?" meli yang baru masuk keruangan, bertanya padaku yang buru-buru pulang
" dia sama cowoknya.. jangan diganggu lah " fida menggodaku
" ooh..hati2 deh " meli memberiku senyum sedikit menggoda " langsung pulang yaa "
" aah.. sinting kalian.. udah duluan aah.. " aku benar-benar meninggal mereka berdua, dan berpamitan ke beberapa orang yang masih berada di cafe.. Kulirik jam 12.25, dia masih disana.. Kupandang sesaat.. tak bergeming, padangannya jauh kedepan, Ah.. sudahlah.. aku mempercepat langkahku menuju tara, kasian dia sudah menungguku..
------------
Kulihat tara duduk diatas motor, menidurkan keningnya diatas sepeda motornya. Dia pasti capek, kuhampiri dia dengan perlahan..
" lama ya nunggunya ? maaf ya " aku menepuk pundaknya perlahan
" eh.. nggak kok, aku takutnya kamunya kenapa2 tadi "
" kok bisa ?"
" ya bisa ajah, untung ketemu fida tadi, katanya kamu masih beres2.. ya udah aku tungguin ajah "
" makasih yaa.. "
" yuk pulang, kamu capek kan ?" Aku mengangguk dengan senyuman dan langsung naik keboncengan..
Saat tara mulai melajukan motornya, kulihat sosok aneh itu keluar, dia dengan tatapan kosongnya, kulirik jam ku jam 12.33.. sepertinya memang benar kata fida..Masih kuperhatikan dia, ekspresi tetap sama, kosong seakan tak bernyawa.. Orang aneh yang entah apa dalam benaknya..
---------
" langsung istirahat ya "
" iyaa.. makasih yaa.. hati2 pulangnya "
" iyaa.. istirahat loh "
" iyaa loh.. udah geh.. udah malam "
" masuk dulu kamunyaa "
" hadeeh.. iyaaa.. iyaa.. aku masuk yaa " Aku membuka pagar kosku dan beranjak masuk, dia masih menungguku diluar.. Saat aku sudah masuk ke pintu kos, dia tersenyum padaku dan mengangguk pergi.. Kututup pintu kosku, kudengar beberapa kamar masih asik dengan kerubutan musik, TV atau sekedar mengobrol.. Dan aku lelah memilih istirahat..
" mbak queen baru pulang ya " reti dusah mencungul dari kamarnya, kebetulan dia didepan kamarku
" iya nih re"
" pasti capek ya mbak.. "
" kenapa emangnya ? " aku sudah berhasil membuka pintu kamarku.
" mau curhat, tapi mbaknya capek.. besok aja deh "
" yaudah besok ajah yaa "
" istirahat ya mbak "
" iyaa.. duluan yaa "
Aku masuk kedalam kamarku, membereskan segala yang menempel dibadanku.. Ingin mandi tapi dingin lagian aku sudah mandi sebelum berangkat kerja..Kurebahkan badanku.. Ku cek hapeku untuk terakhir kali sebelum tidur..
" gimana kerjanya ?" reza mengirimkan sms singkat kepadaku.. aku malas membalasnya, besoklah aku tlp saja dia biar lebih enak.. Kami juga sudah mulai jarang mengobrol dichat, karena siang hari aku dikampus dan malam hari aku kerja, jadi hanya bisa sms atau tlp dan itupun kalau aku tak capek.. Tapi ya sudah lah.. Lebih baik aku istirahat sejenak..
NEXT PART 10