Aku Membunuhnya
Kata orang, jika sedang sakit kita akan berhalusinasi dan bermimpi buruk.. Tapi kenapa aku tidak.? Entah karena aku masih terlalu lelah untuk bersedih atau karena aku terlalu jahat kepada diriku.. Entahlah, aku tak tau jawabnya.. yang aku tau, aku harus sembuh.. dan tak boleh sakit lagi.. mungkin.. selama akal sehatku masih ada..
Aku masih berpikir waras waktu itu, jam 9 malam.. ya aku masih normal, sampai pada akhirnya aku mengingat dengan jelas kejadian malam itu, malam dimana aku merelakan hal yang aku miliki.. dan dengan fisik yang membaik maka otakku akan bekerja, terjadilah imajenasi ku.. Dengan begitu, maka penyakit jiwa yang selama ini aku tahan akan meluap tanpa obat semua itu akan terasa mematikan..
Aku tak sadar apa yang terjadi pada pemikiranku sehingga aku berada pada kondisi depresi terendahku dimana aku akan merasakan gejolak jiwa dan perasaan yang tercabik-cabik dan berimbas pada penyiksaan fisikku dan aku benar melakukannya.. Aku menyiksa fisikku dengan begitu kejamnya.. ya sangat kejam.. Hal yang selama ini bisa aku tahan, malam ini retak sudah pertahananku terhadap penyakit jiwaku..
Entah apa yang ada dipikiranku saat ini, karena kondisi normalku tak bisa menjelaskan dan mengingat apapun.. yang aku tau aku sedang gila.. Gila menyakiti diriku sendiri.. diriku yang merasa tak adil atas diriku.. ya perasaan bersalah atas diriku.. bukankah aku dapat hidup bahagia dan layak.? bukan kah aku dapat melakukan apapun ? bukankah hidupku bahagia.? bukankah dan bukankah.. aku mencoba melontarkan apapun yang bisa agar aku merasa lebih baik dan tegar, namun tetap saja.. Aku merasa tak adil pada diriku.. Aku mengorbankan apa yang aku jaga dan benar aku mengorbankannya..
Dan.. saat aku tak tau dimana kesadaranku.. ego dan emosi menguasai jiwa dan hatiku yang semakin pilu.. aku memandang kaca yang ada didepanku.. Dan aku melihat gadis lusuh terduduk didepannya dengan wajah pucat senduh tanpa cahaya, tanpa guratan senyum dan hanya kelam yang ada disana.. Sosok manis yang terpenjara jauh dari sorot matanya.. Ya gadis kelam yang penuh dengan kekejaman nantinya.. yang tak bisa merasakan ketulusan dalam hidupnya.. Dan dia akan hidup dengan segala kenistaan dan kebohongan yang dia simpan sampai akhir sisa hidupnya.. Gadis yang dahulunya selalu bertindak dengan pemikiran matang dan logikanya, kini menjadi gadis yang melakukan segalanya demi satu alasan : keluarga. Diatak menyesal, sungguh tak pernah.. Dia tak marah, sungguh tak pernah.. Dia tak menyerah, sungguh dia sabar.. Tapi dia tak bisa membiarkan lainnya menunggu untuk semuanya.. Dan, maafkan dia TUHAN, maafkan dia berdosa atas segalanya.. maafkanlah..
Sekian lama aku mengamati sosok yang ada di hadapanku sekarang ini, semakin membuatku mengerti akan hadirnya dia.. Dan membuatku menyesal karena dia hadir dalam sisi kehidupanku.. Dan malam itu, aku ingin membunuhnyaa.. dan benar saja membunuhnyaa...
*********
Kepalaku masih sedikit pusing, aku memandang sekitarku.. Bukan kamar fida yang aku temukan dan juga bukan kamar mayat.. Jadi dimana aku..? Kulihat sekelilingku, Semua berwarna putih lembut dan elok dipandang tapi dimana ini.? Dan aku tak tau.. yang menarik perhatianku setangkai bunga mawar yang tergeletak dilantai yang begitu putih.. aneh sekali, disaat semua berwarna putih kenapa ada setangkai mawar merah disana.? yaa.. aneh sekali.. dan aku mencoba bangkit mengambilnya dan terang saja itu menajdi mimpi burukku, karena mawar itu manyakiti tanganku.. Mawar berduri yang aku sangka bisa aku ambil karena dia berbeda, menuruk ke tanganku yang kini berdarah dan semakin terluka.. ya terluka dan semua disekelilingku menjadi lautan darah yang benar-benar menenggelamkanku saat itu.. hingga aku benar tersadar...
*********
"Queen.. " terdengar suara parau fida dari sampingku.. walau aku baru bangun, aku masih bisa tau itu fida.. ya fida yang entah kapan ada disebelahku.. Aku masih mencoba menyeimbangkan semua yang keliatan buyar dalam pandanganku.. Kepala yang berat membuatku sulit mencerna sekelilingku dan membutuhkan waktu sangat lama untuk aku tau kalau aku sudah dirumah sakit.. dan fida masih terisak dalam tangisnya..
---------------------
" hai fi " aku mencoba tersenyum kepadanya dengan sisa tenagaku.
" bodoh " dia masih menangis disampingku " dasar bodoh " dia terus menerus mengucapkan kata itu. dan aku hanya bisa tersenyum membalasnya.. " aku takut tau.. udah berenti senyum "
" kenapa ?" aku menjawab lemah
" kalo kamu mati gimana ? udah jangan senyum lagi.
" yaudah aku cemberut ajah ya "
" iiih.. kamu nyebelin banget sih "
" iyaa maaf "
" janji nggak gini lagi yaa.. janji queen.. aku nggak mau kamu kenapa2 "
" iya fi, maaf ya,, udah nangisnya ?"
" bodoh.. "
" iya aku bodoh fi, jadi udah ya nangisnya " aku masih tersenyum lemah kepadanya " tadi dokter bilang apa ?"
" katanya kamu udah baikan, jadi aku nggak perlu cemas "
" kuat juga ya aku "
" iih.. kamu.. awas ajah kalo gini lagi.. aku nggak bakal maafin kamu "
" iya fi.. udah yaa "
" iyaaa.. "
" tara.?" entah kenapa kata itu yang keluar dari mulutku saat itu dan fida hanya diam membisu " jawab fi " dia masih diam dan perlahan berkata " dia tau " hanya itu yang fida katakan.
" trus ?" aku seakan tak menepis perasaanku ke tara, yaa.. aku berharap banyak yang berakhir kecewa.
" ya dia tau queen " dan hanya itu yang fida bilang, dan aku memilih mengurungkan niatku untuk beratanya lebih dalam.. Karena itu akan menyakitkanku ya menyakitkanku.. Lebih baik aku mengistirahatkan pikiranku, untuk saat ini kurasa..
--------------------
Sore yang indah, aku berharap salah satu dari yang aku harapkan ada disini menemani malamku.. Tapi itu tak akan pernah terjadi karena aku memang sendiri dan sendiri.. Teman kampus tak ada yang tau aku di rumah sakit, mereka hanya tau aku sakit demam begitupun anda. Fida sangat mengerti apa yang aku rasakan sekarang, mungkin.. dan aku berterimakasih kepadanya..
Dan lagi, terlalu banyak hal yang aku lakukan bersama mereka.. bahkan saat dirumah sakit pun aku mempunyai kenangan dengan mereka dan sekarang aku ada dirumah sakit sendirian tanpa mereka.. begitu menyedihkannya hidupku bukan, setidaknya dalam hal ini.. Jika dalam hal keluarga aku bahagia tak apalah dalam hal ini aku menyedihkan setidaknya saat semua orang membenciku, keluargakulah yang akan terus menyayangiku walau begitu buruknya aku.. ya begitu buruknya aku.. mereka akan selalu ada untukku..
Quote:Memiliki segalanya tidak akan membuatmu istimewa dan bahagia.. Tapi, jika kau memiliki seseorang yang menganggapmu lebih dari segalanya , itu yang membuatmu istimewa dan bahagia..
karena orang tua menganggapmu segalanya dan rela mengorbankan apapun untuk dirimu.. bahkan menyerahkan seluruh hidupnya demi kamu.. maka.. jika ada yang tak berbahagia.. dia tak mensyukuri memiliki orang yang mecintai dan menyayanginya lebih dari hidupnya..
NEXT PART 32
Aku masih berpikir waras waktu itu, jam 9 malam.. ya aku masih normal, sampai pada akhirnya aku mengingat dengan jelas kejadian malam itu, malam dimana aku merelakan hal yang aku miliki.. dan dengan fisik yang membaik maka otakku akan bekerja, terjadilah imajenasi ku.. Dengan begitu, maka penyakit jiwa yang selama ini aku tahan akan meluap tanpa obat semua itu akan terasa mematikan..
Aku tak sadar apa yang terjadi pada pemikiranku sehingga aku berada pada kondisi depresi terendahku dimana aku akan merasakan gejolak jiwa dan perasaan yang tercabik-cabik dan berimbas pada penyiksaan fisikku dan aku benar melakukannya.. Aku menyiksa fisikku dengan begitu kejamnya.. ya sangat kejam.. Hal yang selama ini bisa aku tahan, malam ini retak sudah pertahananku terhadap penyakit jiwaku..
Entah apa yang ada dipikiranku saat ini, karena kondisi normalku tak bisa menjelaskan dan mengingat apapun.. yang aku tau aku sedang gila.. Gila menyakiti diriku sendiri.. diriku yang merasa tak adil atas diriku.. ya perasaan bersalah atas diriku.. bukankah aku dapat hidup bahagia dan layak.? bukan kah aku dapat melakukan apapun ? bukankah hidupku bahagia.? bukankah dan bukankah.. aku mencoba melontarkan apapun yang bisa agar aku merasa lebih baik dan tegar, namun tetap saja.. Aku merasa tak adil pada diriku.. Aku mengorbankan apa yang aku jaga dan benar aku mengorbankannya..
Dan.. saat aku tak tau dimana kesadaranku.. ego dan emosi menguasai jiwa dan hatiku yang semakin pilu.. aku memandang kaca yang ada didepanku.. Dan aku melihat gadis lusuh terduduk didepannya dengan wajah pucat senduh tanpa cahaya, tanpa guratan senyum dan hanya kelam yang ada disana.. Sosok manis yang terpenjara jauh dari sorot matanya.. Ya gadis kelam yang penuh dengan kekejaman nantinya.. yang tak bisa merasakan ketulusan dalam hidupnya.. Dan dia akan hidup dengan segala kenistaan dan kebohongan yang dia simpan sampai akhir sisa hidupnya.. Gadis yang dahulunya selalu bertindak dengan pemikiran matang dan logikanya, kini menjadi gadis yang melakukan segalanya demi satu alasan : keluarga. Diatak menyesal, sungguh tak pernah.. Dia tak marah, sungguh tak pernah.. Dia tak menyerah, sungguh dia sabar.. Tapi dia tak bisa membiarkan lainnya menunggu untuk semuanya.. Dan, maafkan dia TUHAN, maafkan dia berdosa atas segalanya.. maafkanlah..
Sekian lama aku mengamati sosok yang ada di hadapanku sekarang ini, semakin membuatku mengerti akan hadirnya dia.. Dan membuatku menyesal karena dia hadir dalam sisi kehidupanku.. Dan malam itu, aku ingin membunuhnyaa.. dan benar saja membunuhnyaa...
*********
Kepalaku masih sedikit pusing, aku memandang sekitarku.. Bukan kamar fida yang aku temukan dan juga bukan kamar mayat.. Jadi dimana aku..? Kulihat sekelilingku, Semua berwarna putih lembut dan elok dipandang tapi dimana ini.? Dan aku tak tau.. yang menarik perhatianku setangkai bunga mawar yang tergeletak dilantai yang begitu putih.. aneh sekali, disaat semua berwarna putih kenapa ada setangkai mawar merah disana.? yaa.. aneh sekali.. dan aku mencoba bangkit mengambilnya dan terang saja itu menajdi mimpi burukku, karena mawar itu manyakiti tanganku.. Mawar berduri yang aku sangka bisa aku ambil karena dia berbeda, menuruk ke tanganku yang kini berdarah dan semakin terluka.. ya terluka dan semua disekelilingku menjadi lautan darah yang benar-benar menenggelamkanku saat itu.. hingga aku benar tersadar...
*********
"Queen.. " terdengar suara parau fida dari sampingku.. walau aku baru bangun, aku masih bisa tau itu fida.. ya fida yang entah kapan ada disebelahku.. Aku masih mencoba menyeimbangkan semua yang keliatan buyar dalam pandanganku.. Kepala yang berat membuatku sulit mencerna sekelilingku dan membutuhkan waktu sangat lama untuk aku tau kalau aku sudah dirumah sakit.. dan fida masih terisak dalam tangisnya..
---------------------
" hai fi " aku mencoba tersenyum kepadanya dengan sisa tenagaku.
" bodoh " dia masih menangis disampingku " dasar bodoh " dia terus menerus mengucapkan kata itu. dan aku hanya bisa tersenyum membalasnya.. " aku takut tau.. udah berenti senyum "
" kenapa ?" aku menjawab lemah
" kalo kamu mati gimana ? udah jangan senyum lagi.
" yaudah aku cemberut ajah ya "
" iiih.. kamu nyebelin banget sih "
" iyaa maaf "
" janji nggak gini lagi yaa.. janji queen.. aku nggak mau kamu kenapa2 "
" iya fi, maaf ya,, udah nangisnya ?"
" bodoh.. "
" iya aku bodoh fi, jadi udah ya nangisnya " aku masih tersenyum lemah kepadanya " tadi dokter bilang apa ?"
" katanya kamu udah baikan, jadi aku nggak perlu cemas "
" kuat juga ya aku "
" iih.. kamu.. awas ajah kalo gini lagi.. aku nggak bakal maafin kamu "
" iya fi.. udah yaa "
" iyaaa.. "
" tara.?" entah kenapa kata itu yang keluar dari mulutku saat itu dan fida hanya diam membisu " jawab fi " dia masih diam dan perlahan berkata " dia tau " hanya itu yang fida katakan.
" trus ?" aku seakan tak menepis perasaanku ke tara, yaa.. aku berharap banyak yang berakhir kecewa.
" ya dia tau queen " dan hanya itu yang fida bilang, dan aku memilih mengurungkan niatku untuk beratanya lebih dalam.. Karena itu akan menyakitkanku ya menyakitkanku.. Lebih baik aku mengistirahatkan pikiranku, untuk saat ini kurasa..
--------------------
Sore yang indah, aku berharap salah satu dari yang aku harapkan ada disini menemani malamku.. Tapi itu tak akan pernah terjadi karena aku memang sendiri dan sendiri.. Teman kampus tak ada yang tau aku di rumah sakit, mereka hanya tau aku sakit demam begitupun anda. Fida sangat mengerti apa yang aku rasakan sekarang, mungkin.. dan aku berterimakasih kepadanya..
Dan lagi, terlalu banyak hal yang aku lakukan bersama mereka.. bahkan saat dirumah sakit pun aku mempunyai kenangan dengan mereka dan sekarang aku ada dirumah sakit sendirian tanpa mereka.. begitu menyedihkannya hidupku bukan, setidaknya dalam hal ini.. Jika dalam hal keluarga aku bahagia tak apalah dalam hal ini aku menyedihkan setidaknya saat semua orang membenciku, keluargakulah yang akan terus menyayangiku walau begitu buruknya aku.. ya begitu buruknya aku.. mereka akan selalu ada untukku..
Quote:Memiliki segalanya tidak akan membuatmu istimewa dan bahagia.. Tapi, jika kau memiliki seseorang yang menganggapmu lebih dari segalanya , itu yang membuatmu istimewa dan bahagia..
karena orang tua menganggapmu segalanya dan rela mengorbankan apapun untuk dirimu.. bahkan menyerahkan seluruh hidupnya demi kamu.. maka.. jika ada yang tak berbahagia.. dia tak mensyukuri memiliki orang yang mecintai dan menyayanginya lebih dari hidupnya..
NEXT PART 32