Tara Pulang
Seperti janjiku kepadanya.. aku mengenakan baju yang dia berikan kepadaku.. katanya sih baju lama, tapi kenapa masih bagus pake banget, mahal pula.. dan membuatku kadang enggan memakainya.. Biasanya aku hanya memakai baju grosiran yang dijual sangat murah dengan kualitas yang apa adanya.. mengenakan sepatu yang sangat super murah dan hanya beberapa dari bajuku yang tergolong mahal dalam kategoriku, bukan dalam kategori orang diatasku.. Untuk memberanikan diri melirik bandrol diatas 100ribu aku tak berani, diatas 50ribu aku berpikir panjang.. selepas dibawa 50ribu aku berpikir apakah aku perlu.. aah.. hidupku begitu penuh pertimbangan dan pemikiran..
Tapi aku tak pernah membebankan hal itu kepada adik-adikku, aku berusaha membelikan mereka barang yang lebih layak karena masa remaja mereka harus lebig berwarna walau sederhana dan setidaknya mereka tak mempunyai muka tebal sepertiku.. ya mereka mungkin akan sedikit malu jika terlalu sederhana sepertiku.. dan setidaknya mereka bisa menggunakan pakaian yang lebih bagus dariku.. Karena aku menyayangi mereka..
---------------
" kalo balik kekos aku nggak bisa jagain kamu trus ra " aku berkata kepada tara sambil membereskan barang-barang yang akan kami bawa pulang
" kan ada anak2 sama ibuk kos.. jadi nggak apa.. aku mala takutnya kamu pergi pulang kerja nanti gimana " dia baru saja hendak keluar rumah sakit, tapi masih memikirkan kondisiku
" kan ada tuh anak " aku memonyongkan bibirku " jadi nggak usah kahwatir, fokus sembuh ajah dulu "
" kamu masih mau anter jemput queen ma ?"
" eh... eng.. " tama menoleh kearah tara dan ke arahku memperlihatkan ekspresi bingung.
" laah.. aku tanya mala bengong, masih mau nggak ?" tara mengulangi kalimatnya
" terserah queen deh " dia melemparkan jawaban kepadaku
" gimana queen ?" tara melihat ke arahku dengan bingung
" kok jadi aku, kan tama yang ditanya "
" kalian berdua ini napa sih. main lempar sana sini.. yodah.. gini ma.. aku nggak bisa antar jemput queen beberapa waktu.. jadi selama aku nggak bisa, kamu mau nggak anter jemput dia.. itu kalo kamu bisa, kalo nggak ya nggak apa.. tapi aku harap kamu bisa, karena aku yakin kamu bisa jagain dia " perkataan tara seakan-akan aku ini anak yang dititipkannya kepada orang.. tapi yasudahlah..
" aku sih oke ajah ra.. kalo queen mau, ya aku antar jemput.. kalo dia nggak mau, masak aku ke pedean ra " taman membalas dengan senyum jahilnya
" gimana queen ?" tara bertanya kepadaku penuh harap, mereka berdua memandangku..
" kok posisinya nggak enak yaa.. balik lagi ke aku.. " aku menghelah nafas panjang " okelah.. siapa ajah oke, asal ikhlas "
" naah.. udah mau queennya ma "
" oke.. aku juga oke, asal dia nggak banyak tanya "
" laah.. kamu baru bentar sama dia.. aku dari dulu, bayangin ajah deh gimana rasanya "
" ogah deh.. bisa mati berdiri aku.. hahahaa "
" masih mending, daripada nggak mati2 mala tekanan batin " mereka tertawa bersama mengejekku..
" trus ajah gituin aku.. sampe puas kalian.. " aku sudah sebal setengah mati
" noh.. liat ma.. muka ngambeknya.. lucukan "
" kayak entok "
" kamu mikir itu juga ma.. sama dong.. cuma aku nggak bilang ajah sama dia.. hahaha.. takut nenek lampirnya keluar "
" bentar lagi juga bakal keluar tuh raa " mereka sangat puas meledekku hari ini.. awas saja kalian.. akan aku balas kalau bisa..
Hari ini, kedua orang yang sudah mengisi hidupku dan mulai mengisi hidupku begitu ceria.. tawa mereka membuatku bersyukur atas segalanya yang aku miliki.. Keluarga penuh cinta, teman yang penuh kasih sayang dan seseorang yang penuh pengertian ( tapi entah dimana dia saat ini ). alangkah indahnya jika kami menghabiskan waktu bersama, seperti 4serangkai.. seperti dicerita-cerita yang sering aku liat.. begitu indah dan begitu mengesankan.. ya mengesankan..
---------------
" eh.. sini aku bantuin " tama langsung bergerak ke arah tara yang hendak berjalan sendirian
" nggak apa aku bisa kok "
" udah.. jangan ngeyel, baru sembuh juga " aku memarahinya
" jangan buat dia jadi nenek sihir napa ra " tama menggodaku jahil
" terserahlah.. udah nggak mempan lagi ejekan kalian "
" yodah jangan sewot lah "
" bodok.. fokus bantuin tara geh "
Tama membantu tara berjalan keluar, sementara aku mengankat semua barang yang hendak kami bawa pulang.. Tak perlu kursi roda memang, karena tara tak mau memakai kursi roda.. dia hanya perlu membiasakan kepalanya untuk bersikap normal.. sepertinyaa..
" aku antar tara dulu ya queen.. kamu disini ajah dulu.. nanti aku yang urus semuanya sama bantuin bawa barang2nya "
" emang udah panggi taxi ?" tara bertanya kepada kami
" eh.. buat apa ?" aku bertanya kepadanya
" pake mobilku ra.. kita lupa bilang sama kamu " tara mengangguk mengiyakan.. sementara aku tak terpikir menceritakan masalah ini ke tara.. mungkin aku sudah mulai pikun..
-----------------
" mana ajah yang mau dibawa ? kasian dia nunggu di mobil sendiri "
" ini aja kok "
" oyaa.. administrasinya udah aku beresin semuanya "
" iyaa. ntar aku ganti ya "
" nggak usah.. santai ajah "
" nggak bisa, emaknya tara pasti bakal nanyain "
" yodah kamu pegang ajah dulu atau kasihin tara ajah "
" nah loh.. bakal merepet tara sama aku atau kamu.. jadi mending dibalikin ke kamu ajah "
" kamu yg pegang ajah pokoknya "
" tamaaaa "
" apa sih tok.? bawel amat "
" capek tau nggak "
" duduk ajah disini, biar di liatin orang "
" dodol kamu "
" biar daripada kamu "
" apa.?"
" nggak apa.. " dia berlalu meninggalkanku begitu saja.. dasar anak aneh.. aku hanya bisa menggerutu kepadanyaa..
---------------
" kamu nggak bisa lama disini queen " tara mengingatkanku
" iyaa.. sehabis beres2 aku pulang kok ra.. yang penting semua beres dulu.. kamu gampang mau ambil apapun "
" ya ampun.. nggak usah segitunya lah queen "
" udaah ra, biarkan ajah lah.. asal dia senang " aku tersenyum ke tama yang membelaku " bener tuh kata tama, jadi kamu tidur manis ajah dikasur "
" trus aku ngapain ?"
" nyapu, bantuin beres2.. " aku berkata sewot kepadanya.. sementara tara sudah tersenyum menertawain tama
" diiih.. pilihkasih amat sih "
" kamukan sehat.. masak aku suruh tidur.. nggak mungkin banget lah.. ayoo bantuin "
" iyaa.. iyaaaa "
" ambil sapu geh "
Dengan berat hati tama membantuku membereskan kamar tara yang sudah lama tidak ditempati, dan lebih senangnya lagi.. Aku bebas menyuruhnya melakukan apapun untuk kebersihan kamar tara, tara juga sepertinya menikmati saat penyiksaanku ke tama.. Karena dia menyunggingkan senyum saat sesekali tama salah dan aku marahi.. apalagi dia sudah mulai menjahiliku, kain lab pun tak luput dari wajahnya..
Hari yang melelahkan namun mengasyikan untuk kami..
NEXT PART 22
Tapi aku tak pernah membebankan hal itu kepada adik-adikku, aku berusaha membelikan mereka barang yang lebih layak karena masa remaja mereka harus lebig berwarna walau sederhana dan setidaknya mereka tak mempunyai muka tebal sepertiku.. ya mereka mungkin akan sedikit malu jika terlalu sederhana sepertiku.. dan setidaknya mereka bisa menggunakan pakaian yang lebih bagus dariku.. Karena aku menyayangi mereka..
---------------
" kalo balik kekos aku nggak bisa jagain kamu trus ra " aku berkata kepada tara sambil membereskan barang-barang yang akan kami bawa pulang
" kan ada anak2 sama ibuk kos.. jadi nggak apa.. aku mala takutnya kamu pergi pulang kerja nanti gimana " dia baru saja hendak keluar rumah sakit, tapi masih memikirkan kondisiku
" kan ada tuh anak " aku memonyongkan bibirku " jadi nggak usah kahwatir, fokus sembuh ajah dulu "
" kamu masih mau anter jemput queen ma ?"
" eh... eng.. " tama menoleh kearah tara dan ke arahku memperlihatkan ekspresi bingung.
" laah.. aku tanya mala bengong, masih mau nggak ?" tara mengulangi kalimatnya
" terserah queen deh " dia melemparkan jawaban kepadaku
" gimana queen ?" tara melihat ke arahku dengan bingung
" kok jadi aku, kan tama yang ditanya "
" kalian berdua ini napa sih. main lempar sana sini.. yodah.. gini ma.. aku nggak bisa antar jemput queen beberapa waktu.. jadi selama aku nggak bisa, kamu mau nggak anter jemput dia.. itu kalo kamu bisa, kalo nggak ya nggak apa.. tapi aku harap kamu bisa, karena aku yakin kamu bisa jagain dia " perkataan tara seakan-akan aku ini anak yang dititipkannya kepada orang.. tapi yasudahlah..
" aku sih oke ajah ra.. kalo queen mau, ya aku antar jemput.. kalo dia nggak mau, masak aku ke pedean ra " taman membalas dengan senyum jahilnya
" gimana queen ?" tara bertanya kepadaku penuh harap, mereka berdua memandangku..
" kok posisinya nggak enak yaa.. balik lagi ke aku.. " aku menghelah nafas panjang " okelah.. siapa ajah oke, asal ikhlas "
" naah.. udah mau queennya ma "
" oke.. aku juga oke, asal dia nggak banyak tanya "
" laah.. kamu baru bentar sama dia.. aku dari dulu, bayangin ajah deh gimana rasanya "
" ogah deh.. bisa mati berdiri aku.. hahahaa "
" masih mending, daripada nggak mati2 mala tekanan batin " mereka tertawa bersama mengejekku..
" trus ajah gituin aku.. sampe puas kalian.. " aku sudah sebal setengah mati
" noh.. liat ma.. muka ngambeknya.. lucukan "
" kayak entok "
" kamu mikir itu juga ma.. sama dong.. cuma aku nggak bilang ajah sama dia.. hahaha.. takut nenek lampirnya keluar "
" bentar lagi juga bakal keluar tuh raa " mereka sangat puas meledekku hari ini.. awas saja kalian.. akan aku balas kalau bisa..
Hari ini, kedua orang yang sudah mengisi hidupku dan mulai mengisi hidupku begitu ceria.. tawa mereka membuatku bersyukur atas segalanya yang aku miliki.. Keluarga penuh cinta, teman yang penuh kasih sayang dan seseorang yang penuh pengertian ( tapi entah dimana dia saat ini ). alangkah indahnya jika kami menghabiskan waktu bersama, seperti 4serangkai.. seperti dicerita-cerita yang sering aku liat.. begitu indah dan begitu mengesankan.. ya mengesankan..
---------------
" eh.. sini aku bantuin " tama langsung bergerak ke arah tara yang hendak berjalan sendirian
" nggak apa aku bisa kok "
" udah.. jangan ngeyel, baru sembuh juga " aku memarahinya
" jangan buat dia jadi nenek sihir napa ra " tama menggodaku jahil
" terserahlah.. udah nggak mempan lagi ejekan kalian "
" yodah jangan sewot lah "
" bodok.. fokus bantuin tara geh "
Tama membantu tara berjalan keluar, sementara aku mengankat semua barang yang hendak kami bawa pulang.. Tak perlu kursi roda memang, karena tara tak mau memakai kursi roda.. dia hanya perlu membiasakan kepalanya untuk bersikap normal.. sepertinyaa..
" aku antar tara dulu ya queen.. kamu disini ajah dulu.. nanti aku yang urus semuanya sama bantuin bawa barang2nya "
" emang udah panggi taxi ?" tara bertanya kepada kami
" eh.. buat apa ?" aku bertanya kepadanya
" pake mobilku ra.. kita lupa bilang sama kamu " tara mengangguk mengiyakan.. sementara aku tak terpikir menceritakan masalah ini ke tara.. mungkin aku sudah mulai pikun..
-----------------
" mana ajah yang mau dibawa ? kasian dia nunggu di mobil sendiri "
" ini aja kok "
" oyaa.. administrasinya udah aku beresin semuanya "
" iyaa. ntar aku ganti ya "
" nggak usah.. santai ajah "
" nggak bisa, emaknya tara pasti bakal nanyain "
" yodah kamu pegang ajah dulu atau kasihin tara ajah "
" nah loh.. bakal merepet tara sama aku atau kamu.. jadi mending dibalikin ke kamu ajah "
" kamu yg pegang ajah pokoknya "
" tamaaaa "
" apa sih tok.? bawel amat "
" capek tau nggak "
" duduk ajah disini, biar di liatin orang "
" dodol kamu "
" biar daripada kamu "
" apa.?"
" nggak apa.. " dia berlalu meninggalkanku begitu saja.. dasar anak aneh.. aku hanya bisa menggerutu kepadanyaa..
---------------
" kamu nggak bisa lama disini queen " tara mengingatkanku
" iyaa.. sehabis beres2 aku pulang kok ra.. yang penting semua beres dulu.. kamu gampang mau ambil apapun "
" ya ampun.. nggak usah segitunya lah queen "
" udaah ra, biarkan ajah lah.. asal dia senang " aku tersenyum ke tama yang membelaku " bener tuh kata tama, jadi kamu tidur manis ajah dikasur "
" trus aku ngapain ?"
" nyapu, bantuin beres2.. " aku berkata sewot kepadanya.. sementara tara sudah tersenyum menertawain tama
" diiih.. pilihkasih amat sih "
" kamukan sehat.. masak aku suruh tidur.. nggak mungkin banget lah.. ayoo bantuin "
" iyaa.. iyaaaa "
" ambil sapu geh "
Dengan berat hati tama membantuku membereskan kamar tara yang sudah lama tidak ditempati, dan lebih senangnya lagi.. Aku bebas menyuruhnya melakukan apapun untuk kebersihan kamar tara, tara juga sepertinya menikmati saat penyiksaanku ke tama.. Karena dia menyunggingkan senyum saat sesekali tama salah dan aku marahi.. apalagi dia sudah mulai menjahiliku, kain lab pun tak luput dari wajahnya..
Hari yang melelahkan namun mengasyikan untuk kami..
NEXT PART 22