Mereka
Kejadian malam itu terasa lenyap begitu saja dari lembaran kisah kami, entahlah aku pun tak tau dan tak akan pernah tau.. Selama tara belum sadar sepenuhnya, tama selalu menemaniku seperti janji yang sering disebutkannya. Anda sudah pulang dan lebih bahagia disana. Odi dan Diar bersekolah dengan baik tentunya mereka terkadang membantu ayah dan ibu.. Sementara reza, dia mulai menghilang dalam kehidupan mayaku.. Namun tak terganti dikehidupan nyataku.. hanya saja dia dan aku mulai jarang berkomunikasi.. yaa.. semuanya lambat laun menjadi lembaran kisah yang tak terungkap antara aku dan reza..Tara sudah bisa fokus dalam penglihatannya, sudah beberapa hari dia dirawat dan dia sudah bisa berbicara normal.. hanya saja terkadang dia mengalami pusing yang membuatnya sedikit mual.. Namun, itu hanya akan berangsur sebentar saja.. dia sudah bisa berjalan ke kamar mandi dan melakukan beberapa aktivitas lain.. dan dia sembuh dengan cepat.. Dia tau tama ada disisiku, tapi dia lebih memilih diam.. dan membiarkanku menjelaskan sendiri kepadanya..
---------------
" queen " suara parau tara memanggilku
" iya ra.. kenapa ? ada yang sakit ? " dia menggeleng " atau kekamar mandi ?" dia juga menggeleng.. aku mengernyitkan dahiku melihatnya..
" makasih ya.. aku belum sempet bilang makasih dari kemaren "
" iyaa.. nggak apa.. jangan banyak ngomong dulu lah "
" nggak apa queen latihan " dia mencoba tersenyum dibalik cengiran sakitnya " ouchh "
" tuh kan sakit "
" iyaa.. nggak apa "
" ehmm... kayaknya kamu memang udah harus kenal deh ra " dia hanya mengangguk paham.. aku memanggil tama yang sedang berbarng dikasur sebelah..
" tama.. sini bentar dong " tanpa basa basi tama menghampiriku yang ada disamping tara. seperti biasa tampang datarnya selalu saja menghiasi wajahnya.
" raa.. ini tama.. dia yang nemenin aku jagain kamu selama ini " tara tersenyum kepadanya dan menjulurkan tangan nya, tama membalasnya " makasih ya tama "
" sama2.. aku cuma bantu ajah kok " dia membalasnya dengan waja datar.
" jangan kaget ya ra.. dia anaknya memang gini.. sok cuek " tara hanya tersenyum mengiyakan, sepertinya dia memang mengetahuinya. sementara tama, ya dia lebih memilih posisi nyamannya " aku kesana dulu ya.. istirahat kamu ra "
" iyaa. makasih ma "
Percakapan yang sangat singkat.. yaaa sangat singkat sekali..
" nanti juga bisa akrab kok.. dia baik sebenernya " aku berbisik ke tara dan dia mengangguk. " udaah.. istirahat ajah dulu.. nanti kalo anak2 datang kamu bisa ngobrol sama mereka juga " dia menurut apa yang aku katakan.. aku merapikan bagian kasur yang berantakan.. dan dia dalam diamnya memandangku dengan senyum kecilnya..
" kenapa ra ?" aku bertanya bingung
" kalo gini, aku lebih milih sakit trus "
" huuusshh.. ngawur kamu.. omongan doa loh "
" abisnya kamu manis banget kalo aku sakit "
" apaan sih.. udah istirahat.. jangan bandel " dia hanya tersenyum, dan memejamkan matanya " makasih queen " suara lembut menenangkan terucap dari mulutnya.. Dan aku hanya bisa tersenyum kepadanyaa.. yaa.. senyum manis untuknya..
------------
" beneran cuma temen sama tara ?" suara lembut tama menyapaku saat aku duduk disebelahnya.. aku masih memandang tara yang tertidur.. dia berbaring dibelakangku.
" menurut mu ?"
" yaa.. lebih dari itu.. "
" anggap ajah gitu.."
" ooh.. "
" ada hal yang kadang nggak bisa dijelasin "
" ada pertanyaan yang kadang nggak harus dijawab "
" lebih baik disimpan, cukup kita yang rasa" kami berbarengan mengucap kata ini, aku langsung terkejut tama mengetahui kata akhiran dari kalimatku.. lebih tepatnya sama menyebutkan kata itu.. namun kenapa dia seakan tak terkejut sedikit pun..
" kamu tau darimana kata itu ?"
" someone told me "
" siapa ?" aku mulai menyelidik nya
" kenapa emangnya ? pengen tau banget ?"
" nggak apa " aku memilih mengurungkan niatku.. ya mengurungkannya.. sejenak bayangan reza muncul dalam diriku.. apa kabar dia disana.. sudah beberapa waktu ini tak saling memberi kabar, tlp tidak diangkat, sms tak dibalas bahkan chatnya pun kosong.. apa kabar dia.. aku menghela nafas panjang..
" terima ajah apa yang sekarang "
" selalu "
" itu yang buat kamu beda dari yang lain "
" bukankah berbeda itu indah ?"
" sama kayak namamu, ratu dalam kehidupanmu " dia memejamkan matanya " mimpi indah buatku "
Aku hanya terdiam merenung.. didepanku terbaring tara dengan segala kebaikannya untukku.. di belakangku terbaring tama dengan sejuta tanya dalam benakku dan dipikiranku melayang reza yang tak pernah terdengar kabarnya.. Seperti didongeng bukan.. ya hidupku seperti dongeng yang lengkap.. Keluarga ku yang mengalami kemalangan, aku yang dikelilingi orang cowok yang begitu baik kepadaku dan begitu membantuku.. Namun.. Hidup tak selalu seperti dongeng.. Hidup selalu berubah dengan pilihan yang ada didepan mata..
Aku berharap.. mereka akan selalu ada disisiku apapun yang terjadi.. karena mereka melengkapi hidupku dengan kondisiku yang seperti ini, dan memang mereka melengkapiku.. sangat melengkapiku..
--------------
"Tama.. bangun yuk " aku berbisik lembut kearahnya, tak butuh waktu lama dia sudah bangun dan memandangku.. Kulemparkan senyumku kepadanya, bukan membalas senyumku, dia mala memalingkan wajahnya seakan tak terjadi apapun kepadaku.. yaa dia aneh..
" queen.. udah bisa gantian waktu jaganya " terdengar suara lara dari depan pintu. " upss.. maaf queen nggak maksud "
" eh.. nggak apa kok la " aku menyadari lara salah paham dengan posis kami.. sejenak aku mencoba bersikap biasa ajah " masuk la, ngapain bengong disana "
" hehehe.. iyaa.. tara lagi apa ?"
" tuh.. tidur.. bentar ya aku bangunkan dulu "
" eh.. nggak usah ajah deh " lara melarangku
" ya harus la, si queen kan mau pamit kerja juga " ardi menyambung pembicaraan kami
" eh.. iya yaa.. "
Aku bergegas membangunkan tara yang sedang tertidur, karena aku tak mau dia bangun tanpa tau kabarku.. bisa-bisa suasana hatinya akan berubah jadi tak enak seharian..
" raaa... bangun raa " aku membangunkannya dengan lembut. sebentar kuelus perlahan pundaknya. " raa.. ayo bangun.. aku mau kerja " tak berapa lama tara mulai bangun dari tidurnya.. aku menyambutnya dengan senyum " bangun yaa "
" hemmmm.. " dia masih mencoba untuk sadar dari tidurnya
" aku mau kerja loh.. ayoo bangun "
" he em.. " kali ini dia mulai sadar dari tidurnya..
" bangunin tara sabar banget sih queen " lara tiba2 menyeletuk " kayak emak bangunin anaknya " dia melanjutkannya dengan senyuman gelinya.
" kan bagus la.. daripada dia galak kayak biasanya " ardi ikut menimpalinya
" apaan sih kalian.. udah aku siap2 dulu " aku sejenak melirik tama.. ya dia masih sama dengan posisi dan ekspresinya.. sudahlah..
Aku membereskan apa yang akan aku bawa ke kosan.. dan berpamitan kepada tara dan teman yang lain.. Tama, ya tentu sajah dia sudah ngeloyor duluan dengan pamit ala kadarnya.. aneh..
----------------
" kenapa ngga dipake ?"
" eh.. apanya ?"
" sempak.. ya baju lah "
" oooh... besok deh aku pake " aku mulai sadar dia menanyakan baju yang diberikanya untukku.
Dia hanya diam saat aku menjawabnya.. dasar anak aneh.. nyebelin setengah matiii.. Untung ajah baik, kalo nggak udah aku tampolin sampe bonjrot nih anak.. Hari yang sedikit penuh warna karenanya.. ya karena tingkahnya yang aneh..
NEXT PART 21