Malam Panjang
Hari-hari berlalu normal.. Disiang sampai sore aku memfokuskan diri sebagai SC Ospek, dimalam hari aku bekerja.. Dan anda disiang hari dia ikut denganku walau hanya sekedar nongkrong dikampusku yang tak pernah sepi atau dia memilih main internet dikosanku.. Dan dimalam hari, dia akan sendiri.. Terkadang aku merasa menyesal membiarkannya sendiri dan tak memberikan waktu ku bersamanya.. Tapi apa boleh buat, aku harus mengorbankan sekiti waktuku untuk kehidupan kami kedepannya.----------------
" nggak ada liburnya kak ?" dia bertanya dengan suara lemah
" nggak dek, kenapa ?" aku masih membereskan pakaian kerjaku
" sendirian dikamar andanya "
" sabar ya.. nggak bakal lama kok.. bentar lagi kan masuk kuliah" aku menjawab dengan senyuman manis kepadanya.
" anda nggak betah kak " dia mulai memancarkan wajah sedihnya
" dibetahin lah, namanya juga mau kuliah "
" kangen rumah kak " dia mulai terisak sambil memeluk bantal dan membelakangi menghadap tembok kamar.
" ditahanlah dikit, nggak mungkin kan anda pulang.. kasian mama disana.. "
" nggak bisa kak.. kakak bilang mama lah.. anda mau pulang kak "
" anda.. mau ongkos darimana coba.. lagian 3 mingguan lagi nggak bakal terasa kok " aku mulai mempertegas nada bicaraku
" nggak mau kak.. anda mau pulang.. kakak nggak ngerti rasanya "
" andaaa.. jangan kayak anak kecil.. siapa bilang kakak nggak ngerti rasanya.. tau darimana anda ?"
" kakak lebih kuat dari anda, kakak mana tau anda nangis tiap malam pas kakak nggak ada "
" siapa bilang ? kakak tau anda nangis.. tapi memang kakak nggak mau tanya.. karena kakak yakin anda bakal bisa ngontrol diri.."
" anda mau pulang kak " dia mulai memperkeras tangisannya
" terserahlah.. nangislah sepuasnya.. kakak pergi ya "
Aku meninggalkannya dengan hati kacau, kacau karena tak tega melihatnya mennagis terus menerus.. dan tak menyangkah dia akan meluapkannya bukan menyimpannya.. Aku keluar dari kamar dan menutupnya secara perlahan..
" mbak andanya kenapa mbak ?" mei teman sebelah kamarku bertanya, kemungkinan dia mendengar anda menangis
" kangen rumah mei.. biasalah.. masih baru "
" owalah kiraen kenapa ? ternyata sama kayak aku juga " mei tertawa garing
" iyaa.. yodah ya mei.. berangkat dulu.. titip ajah liatin andanya yaa " aku berpamitan ke mei
" iya mbak.. hati2 ya mbak. "
---------------
" kenapa tuh muka ? tumben nggak seger ?" tara sudah melontarkan pertanyaan kepadaku
" biasa anda "
" kenapa ? buat kesel ? " dia bertanya bingung
" nggak.. nangis kangen rumah.. minta pulang kayaknya "
" trus ?"
" ya nggak aku kasihlah.. duit darimana ?"
" ooh.. mana tau kamu kasih.. kan kamu nggak tegaan sama adik2mu "
" iyaa sih.. tapi kalo nggak ada masak aku paksain"
" yodahlah.. jangan dipikirin.. "
" iyaa.. yuk ah " aku sudah naik diboncengannya dengan duduk rapi
" udah jangan manyun.. pengunjungmu pada lari ntar.. kalo sepi kan nggak dapat tip kamu.. " dia tertawa menghiburku
" bilang ajah kamu mau aku sneyumin "
" eh.. iya juga sih.. hahahaha
---------------------
" aku masuk dulu ra.. makasih ya " aku beranjak meninggalkan tara
" iya.. eh.. queen "
" heeemmm " aku kembali memperhatikannya, raut wajahnya semakin aneh
" jaga diri ya "
" eh.. maksudnya ?"
" nggak apa, pokoknya kerja yang baik ya " dia tersenyum kepadaku " udah masuk geh.. aku balik dulu "
" iyaa.. hati2 loh "
" siiip "
Aku beranjak memasuki tempat kerjaku, sementara tara pulang atau nongkrong atau apalah sampai menungguku pulang kerja.. mungkin jika diucapkan dengan terimakasih, tidak akan cukup mengganti kebaikan tara ataupun reza.. mereka sudah sangat baik dalam kehidupanku dan mereka selalu menjadi penolong dalam hidpku untuk saat ini..
--------------
Hari ini konsentrasiku untuk bekerja sedikit berkurang, bahkan untuk menanggapi beberapa celotehan dari teman-teman tak bergairah.. Dan lagi didepan pengunjung, aku hanya bersikap datar.. Apa boleh buat, aku masih memikirkan anda yang akan menangis semalaman, pagi, siang, sore hingga malam lagi.. yaa.. dan akupun tak akan tega..
Tanpa sadar ternyata sosok yang selama ini menghilang dari kafe ntah kapan dia datang dan bagaimana kabarnya, dia sudah muncul disinggasananya.. dan akupun tak sadar entah berapa lama dia disana, dengan siapa dan sendang apa.. pikiranku tentang anda sukses membuatku mengalihkan perhatian darinya..
" mbak.. " dia mengangkat tangannya memanggi salah satu dari kami tentunya.. karena posisiku jauh dan susi lebih dekat, akhirnya susi menghampirinya.
Aku sedikit memperhatikan ekspresinya, masih sama datar.. kulihat dia sedikit berbincang dengan susi.. ternyata dia bisa berbincang tapi tanpa tersenyum basa basi.. Ah.. sudahlah.. buat apa aku memperhatkannya yang tak kukenal sedikit pun dalam hidupku..
-------------
" halo.. ada apa ra ?" hapeku sudah berdering sejak beberapa jam lalu.. dan nomer tara yang bolak balik menelepon ku
" ini bener queen ?" seseorang dengan suara berat ada ujung tlp, aku sedikit bingung tapi aku coba untuk menjauhkan segala pikiran yang ada dibenakku.
" iyaa.. ini siapa.? ini hapenya tara kan ?"
" begini mbak, yang punya hape ini tadi kecelakaan sekarang ada di rumah sakit, mbak bisa kesini ?" seketika jantungku terasa sesak dan kepalaku berkunang-kunang.. namun aku mencoba menyadarkan diriku untuk fokus mendengarkan orang yang ada diujung tlp ini.
" rumah sakit mana pak.? kondisinya bagaimana ?" aku masih mencoba tenang dan setenangnya.
" di Dr. Soetomo mbak, ini masih belum sadar mbak, mbaknya kesini ajah.. " suara berat itu terus berbicara memberitahu jika tara dirawat digedng baru dan diruangan mana dengan nada tenang, sementara aku sudah mulai meneteskan airmata yang tertahan serta getaran tanganku yang semakin dasyat.. dan entalah aku harus kesana untuk tara.. ya taraaa..
Aku tak tahu entah berapa lama dia memperhatikanku dan meneliti apa yang terjadi padaku, yang aku tahu aku sedang terguncang dan benar-benar terguncang hebat malam ini.. mendengar kabar tara tak sadarkan diri sudah cukup membuatku bisa pingsan sementara waktu, namun aku memilih sadar dalam keguncanganku.. yaa aku bisa sadar walau mendiamkan diriku dalam sesaat..
" kenapa ?" suara lembut itu menyapaku dalam kegelisahanku malam itu.. aku yang masih terduduk lesuh dibalik salah satu meja kafe memilih tak memperhatikannya.
" kamu kenapa ? siapa dia ?" dia masih dengan lembut bertanya dari sampingku, perlahan aku mencoba menyadarkan diriku.. kulihat dia, sosok yang pernah membuatku penasaran dengan wajah sendunya berdiri disebelahku. aku hanya menatapnya lirih, dan seakan dia tahu apa yang aku rasakan, dia mendekatkan dirinya disampingku, dan entah apa yang terjadi seakan batin kami saling bercerita akan kesedihan yang melandaku malam ini, bahkan aku merasa dia juga merasakan hal yang aku rasakan hanya lewat tatapan mata saja.. " ku mohon, kuatkan aku malam ini " hatiku hanya bisa merintih, ya merintih untuk menjadi kuat..
Aku masih memandangnya dengan kesedihan, dan dia seakan berbicara kepadaku " iyaa.. aku disini dan menangislah jika memang kau ingin menangis ", entah pikiran dari mana yang aku dapatkan, bahwa dia akan berbicara seperti itu dari tatapan matanya.. Dan aku menangis, tangisan yang tertahan dalam rintihan jiwaku.. aku menangis untuk tara yang selalu berusaha ada buatku.. untuk tara yang mampu menemaniku dalam sepinya hidupku dan untuk tara yang mampu membuatku merasakan bahagia dalam hidupku walau hanya beberapa saat..
------------------
" mau aku antar ?" suara lembut itu menyapaku disaat aku sudah bisa menenangkan diriku
" nggak usah, aku bisa kok " aku berusaha menolaknya dengan lembut. sementara teman yang lain hanya berani memperhatikan kami dengan tanda tanya besar, entah apa yang ada dipikiran mereka saat ini.. kami tak pernah bertegur sapa dan sekarang aku mala menangis bersamanya.. entahlah. tak bisa kujelaskan..
" bereskan ajah barangmu, aku tunggu diluar " kali ini suaranya berbeda, lebih tegas namun tetap datar. dan entah mengapa, aku seperti menurut saja kepadanya.. aku hanya diam seperti mengisyaratkan " iyaa " dan dia berlalu meninggalkanku, aku bergegas keruang ganti.. meminta tolong kepada rio mengambil bagianku.. dengan alasan ada hal penting yang tak bisa aku ceritakan.. dan aku sudah berlari keluar kafe.. kulihat sekeliling, dia tak ada hanya ada beberapa mobil dan motor yang masih bersisa disana..
" yuk " dia menarik tanganku dan entah darimana datangnya, aku hanya bisa terkejut dan mengikutinya.. kesedihanku sudah cukup untuk tak membuka mulutku untuk hal lain..
Dia membukakan pintu mobilnya dan memberiku isyarat untuk naik, tanpa berpikir panjang atau dia akan berbuat jahat, aku memilih untuk naik karena kekacauanku terhadap tara sudah melebihi batas diriku untuk berpikiran normal.. Dia mulai menghidupkan mobilnya dan melajukannya..
" dimana ?"
" eh.... "
" iyaa.. kita mau kemana ? dia dimana ?"
" Rumah sakit Sutomo "
" dia siapa ?"
" eh... "
" iyaa.. yang lagi di sutomo siapa ?"
" temen "
" yaudah tenangin diri dulu, cuma sebentar kok kesana.. tau ruangannya kan ?"
" iyaa "
" jam besuknya sudah habis, tapi kalo cuma kamu yg bisa dihubungi sama pihak rumah sakit, bisa ada kelonggaran untukmu masuk disana " dia menjelaskan beberapa hal saat kami dijalan.
Benar saja tak butuh waktu berapa lama, kami sudah sampai ke RS Sutomo, dia dengan sigap menggiringku kepintu masuk dan mencari ruangan yang ada.. seakan dia sudah hapal dengan ruangan yang ada disini..Aku hanya menuruti segala yang dilakukannnya.. yaa.. karena aku juga tak familiar bahkan baru pertama kali kesini..
Setibanya didepan ruangan tara, entah kenapa kerongkonganku tercekat, langkahku terasa berat dan nafasku semakin sesak.. Dia yang berjalan didepanku menyadari kondisiku yang entah apa namanya.. Dia memperlambat langkahnya, menggenggam tanganku dengan lembut dan tegas.. " dia baik2 ajah " bisikan yang membuatku merasa sedikit lebih tenang..
Aku tak banyak bicara, hanya dia yang menjadi tameng atas semuanya.. ya dia.. aku masih duduk didepan ruangan tara, menunggu kabar selanjutnya darinya.. dan masih dalam kekosonganku dia datang menghampiriku, duduk disebelahku " semua udah beres, masuklah.. lihat dia.. aku disini nunggu kamu " aku hanya memandangnya dengan tatapan yang entah apa namanyaa.. mencoba menguatkan diriku atas semuanya " masuklah "
Aku memberanikan diriku masuk kekamar tara dengan perlahan, mengumpulkan segenap tenagaku, menguatkan langkahku untuk mengahmpirinya.. Perlahan aku lihat sosoknya terbaring lemah, dengan beberapa luka dibagian tubuhnya, beberapa selang yang melintang.. Dan aku meneteskan airmataku lagi.. Kudekati dia, kupegang tangannya dengan lembut.. Tara, hari ini tak ada senyuman yang menyambutku, hari ini tak ada gurauan yang menyungging senyumku dan hari ini hanya ada sedikit kepedihan yang menghiasi hariku..
---------------
Aku memutuskan menjaga tara malam ini, keluarganya belum mendapat kabar karena tara sama denganku, anak perantauan..Aku memutuskan besok memberi kabar kepada orang tuanyaa.. Sementara dia, setia menemaniku menunggu tara walau aku tak pernah tau siapa dia.. Namun dia, seperti mempunyai sepenggal cerita sedih dalam hidupnyaa.. "Kehilangan"
NEXT PART 16