Anak tertua
2009 ~
" wooi.. ngelamun ajah ? nape ?" Tara menepuk pundakku, semua lamunanku buyar seketika, kutatap dia dengan senyum lemahku.
" nggak apa ra " dia sudah duduk disebelahku
" boong, patah hati yaa ? bengong muluk" dia sedikit menggodaku
" kagak, lagi pengen bengong ajah "
" sambet baru tau, ditaman sendirian, bengong lagi "
" aah.. ganggu ajah kamu " aku mulai sewot menanggapi kebawelannya
" diiih.. galak.. kenapa queen.. cerita geh "
" nggak apa ra "
" jangan boong lah.. cerita ajah.. semua masalah jangan dipendem sendiri.. sekuat-kuatnya kamu, kamu butuh tempat curhat loh.. "
" iyaa ra, tau.. tapi aku udah biasa sendiri "
" udah.. gini.. kamu selalu seneng bareng aku dan yang lain.. naah.. kalo kamu mau, bagi sedihmu sama aku ajah.. oke.. siip kan ?" dia mengembangkan senyum manisnya ke arahku.
" nggak bisa loh ra"
" duuh, nih anak.. susah amat ya diomongin "
" emang " aku mengembangkan senyumku kearah tara, mencoba memberi isyarat kalau aku baik2 saja.
" itu yang buat aku salut sama kamu queen " dia memandang lurus kepepohonan taman, seakan menembus dinding kampusku.
" eeh... maksudnya ?" aku melihatnya dengan tatapan heran.
" yaa.. kamu misterius.. berbeda "
" aku kan emang aneh " aku menyambungnya dengan candaan
" iyaa.. kayak alien yaa.. " kamipun tertawa bersama sembari bercanda.
Sore itu kami menghabiskan waktu bersama, dia sedikit menghibur perasaanku yang sedang kacau.. Tapi aku bersyukur tara selalu ada untukku dalam berbagi kebahagiaan.. Walau aku tau, tara mempunyai perasaan yang lain terhadapku.. tapi dia mengerti kalau aku tak akan membalas semua perasaan yang dia punya, bahkan untuk orang lain pun tak pernah ku buka hatiku.. Karena aku masih mempunyai hal yang lebih penting daripada keegoisan masa remajaku yang akan memenuhi hatiku.
-------------
Malam ini, aku melewati jalan yang sama untuk kesekian kalinya.. Tapi malam ini berbeda, perasaanku sedang tak enak sama sekali.. aku menatap kosong jalan panjang ini, berjalan lemah.. Sesekali bertemu teman sebelah kosku yang menawarkan tumpangan, aku menolak dengan lembut. karena aku ingin menikmati perjalananku ke kos dan semoga saat aku tiba di kos, rasa lelah ini menyelimutiku dan aku dapat tertidur dengan lelap.. Baru saja aku membayangkan akan menikmati sejenak tidurku dengan kelelahanku, hapeku berdering, kulihat layarnya, rumah.
" ya ma "
" dimana kak ?"
" dijalan nih, mau balik ke kosan "
" dari mana ? sehat kakak ?"
" dari ngelesin ma, sehat ma.. mama sehat ?"
" sehat kak. "
" ayah ? "
" sehat juga kak, cuma ya masih kayak dulu waktu kakak pergi " terdengar suara lemah ibuku, dia mencoba menyembunyikan segala penderitaan yang dialaminya. " mama mau ngomong bisa nggak kak ? atau tunggu kakak sampe kosan ?"
" sekarang ajah ma, sekalian nemenin jalan.. mau ngomong apa ma ?"
" anda kak, tahun ini kan dia lulus.. " ibu menahan kalimatnya.
" iyaa.. trus kenapa ma ? dia mau lanjut ? rencana lanjut dimana ?" aku mencoba mencairkan suasana dan membuka obrolan selanjutnya.
" belum tau kak, kemaren dia minta bareng temen2nya.. tapi mama nggak sanggup, soalnya mahal kak.. "
" kok mahal, emang kampus apa ma ?"
" swata kak, di M*d*n.. kakak bisa nggak ngomong ke anda.. supaya dia ambil kampus negeri biar lebih ringan biayanya "
" bisaa.. nanti kakak bilang ke dia.. kalo dia mau, kuliah bareng kakak ajah ntar.. bagus kok, masalah biaya, kakak bisa bantu kok ma "
" iya kak, bilangin anda ya.. untuk biaya kakak nggak usah pikirin.. mama masih bisa kok kak.. kakak fokus kuliah ajah ya" mama berkata dengan lembut, namun aku bisa merasakan jika dia mempunyai kegusaran dalam hatinya yang mendalam
" udah lah ma.. jangan semua mama tanggung sendiri.. jangan memikirkan kakak disini.. kakak disini baik2 ajah, jadi mama disana juga jangan kahwatir ya "
" iya kak, jaga kesehatan ya kak.. hati2 juga disana "
" iyaa maa.. eh ma.. besok kakak transfer buat odi sama diar ya "
" nggak usah kak, buat kakak ajah disana "
" mama loh, udahlah.. lagian selama ini kakak nggak kekurangan kok walau transfer buat mereka "
" iya kak, ya udah hati2 pulangnya.. mama tutup tlp nya ya kak "
" iya ma.. jaga kesehatan juga disana.. inget.. jangan banyak pikiran " aku menegaskan kalimat terakhirku.
--------------
Walau badanku sudah lelah, entah kenapa aku tak bisa tidur dengan nyenyak.. Akhirnya aku memutuskan untuk mengobrol dengan reza.. Aku beranjak dari kamarku menuju ruang komputer yang ada di ruang tengah kosanku, kulihat kosong.. tak ada yang memakai.. Setelah kuhidupkan komputer, aku langsung Login pada aplikasi chat yang biasa aku gunakan dengan reza.. Belum saja aku mencari namanya untuk memulai pembicaraan, dia sudah nongol duluan.
reza " quuueeeeeennnnn "
aku " apa lu ?"
reza " diiih.. galaknye.. tumben lu ol ? biasanya langsung ngebo.. wkwkwkwk"
aku " sialan lu.. lagi kagak bisa tidur gue "
reza " nape ? bokap ? nyokap ? adek ? apa yang lu pikirin sih queen.? semua ada jalannya, jadi lu tenang aja.."
aku " lu kan nggak ngerasain jadi gue.. mana bisa gue tenang liat kondisi keluarga gue.. dulu gue tenang, sekarang.. apapun nggak punya.. cuma rumah yang punya.. rumah dijual, mau jadi apa keluarga gue.. gelandangan..?"
reza " ya kagak.. kan masih ada gue "
aku " sampe kapan za ? gue nggak enak sama lu za.. kita nggak pernah ketemu, tapi lu bantu gue muluk.. T_T "
reza " udahlah, mumpung gue ada juga.. kalo kagak ada kagak bakal gue bantu.. wkwkwkwkwk "
aku " aah.. sialan lu.. masih ajah becanda -.-a"
reza " biar lu nggak stress.. gue udah bayangin muka manyun lu tuh.. pasti jelek banget yak.. wkwkwkwkwk"
aku " awas lu jatuh cinta " " ehh.. zaa.."
reza " iyaaa :* "
aku " sekali lagi pake emote itu, gue delete lu "
reza " wkwkwkwkkwk.. ntar lu kangen cariin gue " " tadi napa manggil ?"
aku " ngomongin muka, lu nggak pernah kasih liat muka lu ke gue.. foto pun nggak -.-a "
reza " ntar lu naksir.. hahhahaa.. secara gue cakep pake banget "
aku " sialan..PeDe lu "
reza " iya dong.. lagian baik gini ajah queen.. gue lebih nyaman gini.. gue tulus kok bantu lu, temenan sama lu.. jadi biar lu ckup tau gue gini ajah "
aku " iya deh.. terserah.. btw.. makasih banyak ya za "
reza " iyaaa.. udah nggak sedih kan ? "
aku " masih, tapi dah lumayan sekarang "
reza " gitu dong.. itu baru namanya QUEEN.. ratu manis yang selalu ceria.. "
aku " iya dongs "
Aku mengobrol dengan reza hingga larut malam, dia menjadi pelipur laraku.. Namun, aku tak bercerita tentang anda.. Belom saatnya dan aku masih bisa menyimpannya, setidaknya aku akan berusaha mengabulkan keiinginan anda untuk melanjutkan kuliahnya dan mengabulkan permintaan ibu agar anda memilih Univ. Negeri, bila perlu bersamaku disini..
Aku sudah menyiapkan beberapa kata yang akan aku ucapkan untuk merayu anda, karena aku anak tertua dan memang aku merupakan panutan adikku.. Aku harus bisa meyakinkan mereka bahwa apapun perkataan yang aku ucapkan pada mereka tergambar jelas baik buruknya dan dapat membuat mereka bisa berpikir lebih jauh dalam setiap penjelasan yang aku berikan.. ya anak tertua.. teringat perkataan temanku saat aku masih sekolah dahulu..
2008 ~
" jadi anak tertua nggak enakkan queen ?" liya bertanya padaku
" nggak kok, enak ajah kalo dinikmati " aku menjawab santai sambil membuka majalah yang dibawa liya kerumahku.
" nggak lah.. enakkan anak terakhir kayak aku.. kalo jadi anak paling besar.. harus mikirin adeknya, ya kan ?"
" nggak gitu li, kalo anak tertua cemana pun ceritanya harus adil sama adik2nya.. kalau pun tak bisa adil.. ya cobak ajah kasih pengertian ke mereka.. "
" odi sama diar nggak saling cemburuan ya ?"
" saling kok, diar biasanya yang cemburu sama odi.. karena odi punya waktu sama aku paling lama, apalagi nih aku bakal pergi.. ya udah lah.. pas banget "
" tau darimana kalo diar cemburu ma odi ?"
" nanya trus kamu ah, bawel "
" jawab lah li.. sapa tau bisa buat referensi. " liya tertawa lebar
" referensi apa ? punya anak ? kamu ajah anak bontot "
" naah.. itu juga bisa.. seenggaknya biar aku nggak cemburuan loh sama kakak n abangku "
" owalah.. diar mulai cemburu.. ya aku jelasin napa alasannya odi lebih deket sama aku.. odikan lebih terbuka sementara diar tertutup.. ya aku bilang kalo sama2 sayang sama mereka, trus kalo beliin mereka barang ya aku buat ajah kembar tapi beda warna.. gampangkan ? seenggaknya mengurangi kecemburuan sama mereka.. "
" laah.. si anda ?"
" anda mah gampang.. kasikan bajuku selemari juga bakal diem dianya.. kan dia cewek, jadi dia berhak atas semua barangku.. mala kadang dia jadi ratu rayu barang2 ku "
" sama kayak aku juga ternyata " liya sudah asik dengan tawanya
" makannya, jangan suka ngelawan sama kakak abang mu.. kualat nanti "
" iyeelaah... bawel "
" bukan bawel loh.. beneran ini li "
" iyaaa.. iyaaa... susah punya temen dewasa sebelum waktunya "
" apa li ? bukannya bagus ya "
" bagus sih bagus.. tapi yaaa gitu deh.. bawelnya nggak tahan " liya melanjutkan tawanya
" aseemm " aku melemparnya dengan bantal yang ku pegang
" udah, lanjut baca geh.. aku mau tidur duluan "
" tumben ?"
" iyaa.. tenga malam cresna mau tlp "
" pacaran molok.. "
" iya dongs.. udah ah jangan diajak ngobrol lagi "
" iyalah.. ngebo "
Liya sudah asik bercengkrama dengan gulingnya.. aku lebih memilih menghabiskan waktu membaca majalah, buku atau apapun.. Liya suka menginap dirumahku, katanya rumahku asik, keluargaku asik dan semuanya asik.. dan dia paling suka jika ibuku sudah memasak, biasanya dia akan merayu ibuku memasakkannya makanan kesukaannya.. Dasar liya.. teman yang takkan terganti untukku, setidaknya dimasa SMK walau kami tak akan bertemu dimasa kuliah..
NEXT PART 5