Sekian Banyak Doa
Dari mulai awal sampai akhir tahun semua berjalan dengan lancar, pekerjaanku masih sama.. Aku mendapat kompensasi waktu karena aku masih kuliah dan entah kenapa bosku baik juga.. Dan usaha Odi mulai mengalami banyak penurunan, dalam sebulan bisa mendapat penghasilan 1jt saja sudah bersyukur.. Anda dan Diar masih mengerjar beasiswa dan mendapatkannya.. Ibu, mencari penghasilan lain selain menjadi guru SD dengan tamatan Sekolah Pendidikan Guru.. dan ayah.. ini yang aku selalu takutkan.. seiring merosotnya ekonomi kami, ayah juga menjadi terbawa oleh penyakitnya dan sudah mulai sering keluar masuk RS.. Memang aku tau hidup tak pernah selalu diatas, kadang dibawa juga. Tapi bolehkah kami ada diatas untuk beberapa tahun kedepan.. Ada diatas menurutku berbeda dengan ada diatas orang-orang yang beruntung.. Tapi itu hanya angan dan permintaanku kepada TUHAN yang kelak akan dikabulkannya jika aku sabar dan sayangnya aku tak sabar saat itu..--------------------
" kamu sekarang kok jarang keliatan ya ?"
" masak sih ?" aku bertanya ke fida
" iya.. tiba2 udah ngilang ajah "
" hehehee.. kan aku kuliah pagi sampe sore fi, jadi langsung cau deh "
" enak banget sih.. "
" kamu ambil kuliah ajah loh.. kan lumayan "
" lah.. kamu nggak tau apa.. akukan kuliah swasta.. jadi jamnya longgar.. mana bisa dapat kompensasi "
" serius.? aku kok baru tau sih "
" nggak pernah tanya sih "
" sorry deh.. "
" eh.. udah tau belom.. sekarang kita bisa libur 2 hari loh.. tapi pas malmingnya gantian "
" tau darimana ?"
" ya bos lah.. dia jadi baik sekarang.. kadang kasih cemilan.. tau kenapa tuh ?"
" udah dapet gebetan kali "
" iyaa juga yaa.. hahahaa" fida tertawa lepas " udah aku keluar dulu ya, jangan banyak melamun.. kalo butuh temen aku bisa kok "
" eh.. makasih fi.. tapi aku biasa sendiri "
" iyaa.. aku tau.. kamukan kuat " dia meninggalkanku sambil mengelus pundakku..
---------------------
Setidaknya garis kelelahan diwajahku mulai terlihat jelas.. kekahwatiran atas apa yang akan aku alami dan aku benar-benar sendiri sekarang.. ya aku sendiri.. dan aku harus berjuang demi yang aku cintai..
--------------------
" kamu kenapa ?" tara bertanya kepadaku
" eh.. nggak apa kok "
" jangan boong lah.. akhir2 ini kamu sering nggak fokus loh "
" nggak apa ra.. dah yuk pulang "
" beneran ?"
" iyaa beneran loh.. percaya napa "
" bukan gitu.. aku nggak mau kamu sakit loh.. cerita kalo ada masalah "
" ra.. "
" hemmm "
" terkadang berbagi tak menyelesaikan masalah, jadi biarin aku sendiri kalau masalah itu beneran selese.. yuk pulang " aku melembutkan suaraku selembut yang aku mampu
" iya.. maaf ya.. aku nggak bakal campuri pribadi mu "
" makasih ya ra "
" iyaa.. pegangan yaa.. nanti jatuh.. peluk juga boleh "
" yeee.. itu mah maumu.. " aku mencubit lengannya
" aauuchh.. sakit tau.. doyan amat nyubit sih "
" makannya jangan bandel.. udah ayuk ah "
" iya2.."
----------------------
" aku masuk ya "
" iyalah.. istirahat.. "
" iya.. makasih ya... hati2 juga "
" yooo " dia mengisyaratkan agar aku masuk kedalam kosku dan aku melakukannya..
---------------------
Aku berjalan pelan ke kamarku.. semangatku sudah sirna sejak beberapa bulan lalu.. ini akan menjadi tahun yang berat bagiku dan keluargaku.. Dimana kami akan memerlukan biaya yang sangat banyak untuk hidup yang sangat baik.. Janji kehidupan orang desa yang akan menjadi nyata dengan sedikit usaha kotor dariku.. Tapi selama mereka tak tahu bukankah itu akan terkesan membahagiakan.. Dan itu akan benar baik-baik saja selama mereka tak tau.. Harapanku.. Dan Maafku..
---------------------
" kak " anda memanggilku saat aku membereskan badanku
" hemm.. kok belum tidur?"
" udah.. kebangun.. "
" yodah tidur lagi sana "
" kak.. "
" kenapa ? bilang ajah dek "
" sampe kapan mau kerja di kafe "
" sampe kaya dek " aku membalasnya dengan bercanda
" nggak capek ? nggak takut ?"
" nggak kok.. takut kenapa nda ?"
" kalo kenapa2 gimana ? kalo pergaulannya jadi nggak bener gimana "
" laah.. anda ini.. mikirnya tuh positif bakal jadi positif kalo negatif ya bakal jadi negatif "
" iya sih kak .. tapi " dia mengbah posisinya menjadi duduk sambil memegang bantal..
" tapi apa .? hem ?" aku masih fokus pada diriku
" kalo kakak diomongin yg nggak2 gimana ?"
" itu urusan belakangan, yang penting dari diri kita sendiri kan "
" tapi anda nggak mau kalo ada yang nyeritain kakak "
" siapa.? ibu sebelah ? udah biarin ajah.. dia mah semua anak kos diceritain sesukanya " aku menjawab santai
" iih... kakak mah.. diperhatiin mala gitu.. udah tidur lagi ah "
" laah.. mala ngambek.. kayak anak kecil ajah.."
" bodok ah.. tidur "
" iyaa sana tidur.."
"------"
" anda .."
"------"
" anda " suaraku melembut
" hemmm "
" makasih ya.. doain ajah kakak jadi kaya jadi nggak perlu kerja malam kayak gini n capek.. jadi bisa punya banyak waktu buat ngurusin ya lain "
" amiiin... udah tidur kak "
" iyaa.. sebentar lagi.. "
Dan.. aku berharap itu menjadi nyata nantinyaa...
NEXT PART 29