Dia memang misterius
Seperti biasa, eeh.. hari kedua kerja sih.. Aku berangkat selalu dengan tara dan mengenakan baju sehari-hari saja berganti dikantor.. Memakai riasan paling tipis dibanding yang lain, bahkan mereka kadang bereksperimen terhadap wajahku.. Katanya manis kalo dikasih polesan dan biar tak terlihat terlalu polos.. Ntah apa maksudnya pokoknya begitu lah..
Aku sedikit memperhatikan beberapa pengunjung kafe, mencari sosok yang aneh itu.. namun aku tak menemukannya selama 3 jam terakhir.. bahkan aku tak begitu fokus dengan pengunjung yang lain..
" heh.. cari sapa kamu ?" fida menegurku yang sedang celingukan
" eh.. nggak kok "
" udah jangan boong.. naksir sama langganan kita ya " dia menggodaku
" eh.. nggak kok "
" diih.. noh pipinya merah " dia tertawa lepas melihatku gugup
" udah aah.. kerja yuk " aku berlalu meninggalkannya sebelum wajahku seperti kepiting rebus.
Sudah hampir 5 jam berlalu dia tak datang juga ke kafe ini, padahal beberapa jam lagi kita akan tutup.. Tapi aku tak melihat sosoknya sedikit pun.. Dan aku memilih menyerah.. Aku memfokuskan diriku ke pengunjung lain, rio dan beberapa karyawan terkadang memberikan infomarsi tentang pelanggan kami yang memang sering kesini dan beberapa pelanggan yang bawel, genit, atau baik.. Dan aku mencoba memahami semuanya dalam waktu singkat.. Aku mulai bisa beradaptasi dengan semua yang ada dalam pekerjaanku.. Namun, aku mencoba berhati-hati akan resiko yang ada dalam pekerjaan malam hari.. Karena tak semua oran berpikir bekerja malam hari adalah wanita baik-baik.. Dan memang 99 % pekerja malam hari memang wanita yang membutuhkan biaya ekstra dan dia harus banyak mengorbankan waktunya, seperti aku dan wanita lain.. hanya saja, kami memelih jalan berbeda dan mungkin jalan yang sama nantinya..
---------------
" fi ?" Aku bingung dengan ekspresi kaget luar biasa melihatnya keluar dari ruangan kami dengan seorang lelaki.
" udah biasa ajah.. kamu bisa juga kok kalo mau " dia membisikan sepenggal kalimat yang tak ku mengerti. Sementara lelaki yang keluar bersamanya terlihat sedikit kikuk melewatiku.. dan aku memilih diam untuk hal ini.
Rio yang seprtinya tau dengan keadaan yang telah berlalu mencoba memberikanku pengertian..
" udah biasa queen "
" eh.. maksudnya ?" aku terkejut dengan perkataan rio.
" iyaa.. udah biasa kalo gitu " dia melihat ekspresi bingung dari raut wajahku dan mencoba menjelaskannya secara halus " maksudku, beberapa pelayan cewek disini terkadang memberikan pelayanan plus-plus ke pelanggan yang punya duit lebih. "
" ...... " Aku tak bergeming dalam keterkejutanku yang membuatku berada dala posisi yang tak bisa aku bayangkan.. rio mencoba sedikit memberikan pernyataan yang bisa menormalkan kondisiku.
" tapi nggak semua gitu kok, itu cukup yang mau ajah.. kalo nggak mau ya udah kerja apa adanya disini " dia melambaikan senyum tipisnya yang sama sekali tak kelihatan.
" eng.. iyaaa " aku masih melanjutkan pekerjaanku.
" kalian kenapa ? kok kayak lagi marahan gitu ?" fida bertanya heran melihat kondisi kami yang kikuk.
" nggak apa fi " aku mencoba menjawab dengan apa adanya
" yakin ?"
" iyaa.. lagi pada capek ajah kitanya " rio memberikan pembelaan yang sedikit menolong.
" ooh.. aku kira pada marahan.. dijemput tara queen ?" rio mengalihkan pandangan sesaat kepadaku ketika fida bertanya.
" iya fi.. siapa lagi yang bakal jemput ?"
" yang lain kek.. lagian malam2 naik motor emang nggak dingin apa ?"
" nggak ada yang lain.. itu ajah untung si tara mau nolongin " aku menjawab dengan senyum tipis.
" kalo mau, aku bisa kenalin kok.. buat antar jemput doang kan ?" dia menawarkan sedikit bantuan yang berjuta makna.
" nggak deh.. sama tara ajah fi "
" yakin.. enakan naik mobil loh.."
" sama tara ajah deh.. "
" oke lah.. padahal ada yang mau kenalan sama kamu loh "
" eh.. " aku sedikit bingung dengan pernyataan fida
" mala bengong.. iya.. ada yang mau kenalan sama kamu.. lumayan juga sih.. kamu termasuk baru tapi udah banyak fans loh " dia menggodaku dengan senyum genitnya.. dan rio mulai memperhatikan pembicaraan kami bahkan mungkin dia tau arah pembicaraan fida.
" nggak mungkin ah " aku hanya menjawabnya dengan senyum lemah
" nggak ada yang nggak mungkin loh.. serius ini ada yang mau kenalan.. kamu mau nggak ?"
" nggak deh.. malas "
" sayang loh.. lumayan buat antar jemput.. atau nggak isi kantong yang pas-pasan jadi lebih " Aku menarik nafas panjang dan berat " nggak fi.. lain waktu ajah.. aku udah nyaman sama tara soalnya "
" yaaa.. tapi kalo lain waktu kamu mau.. kamu bisa coba kok " dia berlalu meninggalkanku yang terdiam dan rio yang terdiam juga..
--------------
" jangan kaget dan kapok ya queen "
" eeh... " aku menoleh ke arah rio, setelah beberapa lama tak berbicara dia melontarkan kata itu.
" iyaa.. mereka memang baik banget.. tapi dalam kebaikan tidak selalu sempurna "
" iyaa yo.. aku tau.. cuma aku agak kaget ajah.."
" baguslah.. "
" iyaa.. aku cuma perlu mikir positif ajah.. semuakan ada alasannya "
" aku pikir reaksimu bakal berlebihan.. ternyata kamu lebih tenang nyikapin mereka " dia tersenyum getir terhadapku.. aku hanya menjawab nya dengan senyuman..
" kayaknya kamu jangan banyakan senyum deh "
" eh.. kenapa yo ?"
" itu yang buat orang lain bakal suka sama mu "
" apaan sih ? biasa ajah kayaknya deh "
" beneran.. serius ini loh "
" bodok aah.. cepetan geh.. biar cepet pulang "
" buru2 amat kamu."
" iyaa.. aku dijemput temen, nggak enak dia nunggu lama "
" yodah, duluan ajah sana.. biar aku yg nerusin "
" nggak ah.. nggak enak sama yg lain juga "
" santai, disini anaknya nyantai kok.. lagian kan aku yg ambil ahli "
" beneran ini ?"
" iyaa.. masak boongan "
" makasih banyak ya yooo " aku tersenyum ceria kepadanya
" dibilang jangan senyum juga "
" iyaa.. iyaa.. aku duluan yaaa "
" hati2 yaa "
Aku mengannti pakaian dan membereskan semua bawaanku.. berpamitan kepada teman yang masih sibuk membereskan kafe kami.. sudah terlalu lelah hari ini.. dan sosok itu tak muncul.. dan kursinya memang kosong, seakan tak ada yang mau duduk dikursi yang selalu ia duduki.. dan aku hanya berlalu lalang melewati kursi itu.. Sejenak aku berhenti memandang kursi kosong itu.. memikirkan sosok yang penuh dengan kesendirian dalam hidupnya, raut wajah yang aku punya jika aku sedang menikmati kesendirianku dimalam hari.. yaaa.. diaa.. sedikit menggelitik hatiku.. menimbulkan rasa penasaran yang teramat sangat.. menimbulkan berjuta pertanyaan tentangnya dan membuatku sedikit memperhatikannya.. menyisahkan tempat dalam pikiranku untuknya..
NEXT PART 13
Aku sedikit memperhatikan beberapa pengunjung kafe, mencari sosok yang aneh itu.. namun aku tak menemukannya selama 3 jam terakhir.. bahkan aku tak begitu fokus dengan pengunjung yang lain..
" heh.. cari sapa kamu ?" fida menegurku yang sedang celingukan
" eh.. nggak kok "
" udah jangan boong.. naksir sama langganan kita ya " dia menggodaku
" eh.. nggak kok "
" diih.. noh pipinya merah " dia tertawa lepas melihatku gugup
" udah aah.. kerja yuk " aku berlalu meninggalkannya sebelum wajahku seperti kepiting rebus.
Sudah hampir 5 jam berlalu dia tak datang juga ke kafe ini, padahal beberapa jam lagi kita akan tutup.. Tapi aku tak melihat sosoknya sedikit pun.. Dan aku memilih menyerah.. Aku memfokuskan diriku ke pengunjung lain, rio dan beberapa karyawan terkadang memberikan infomarsi tentang pelanggan kami yang memang sering kesini dan beberapa pelanggan yang bawel, genit, atau baik.. Dan aku mencoba memahami semuanya dalam waktu singkat.. Aku mulai bisa beradaptasi dengan semua yang ada dalam pekerjaanku.. Namun, aku mencoba berhati-hati akan resiko yang ada dalam pekerjaan malam hari.. Karena tak semua oran berpikir bekerja malam hari adalah wanita baik-baik.. Dan memang 99 % pekerja malam hari memang wanita yang membutuhkan biaya ekstra dan dia harus banyak mengorbankan waktunya, seperti aku dan wanita lain.. hanya saja, kami memelih jalan berbeda dan mungkin jalan yang sama nantinya..
---------------
" fi ?" Aku bingung dengan ekspresi kaget luar biasa melihatnya keluar dari ruangan kami dengan seorang lelaki.
" udah biasa ajah.. kamu bisa juga kok kalo mau " dia membisikan sepenggal kalimat yang tak ku mengerti. Sementara lelaki yang keluar bersamanya terlihat sedikit kikuk melewatiku.. dan aku memilih diam untuk hal ini.
Rio yang seprtinya tau dengan keadaan yang telah berlalu mencoba memberikanku pengertian..
" udah biasa queen "
" eh.. maksudnya ?" aku terkejut dengan perkataan rio.
" iyaa.. udah biasa kalo gitu " dia melihat ekspresi bingung dari raut wajahku dan mencoba menjelaskannya secara halus " maksudku, beberapa pelayan cewek disini terkadang memberikan pelayanan plus-plus ke pelanggan yang punya duit lebih. "
" ...... " Aku tak bergeming dalam keterkejutanku yang membuatku berada dala posisi yang tak bisa aku bayangkan.. rio mencoba sedikit memberikan pernyataan yang bisa menormalkan kondisiku.
" tapi nggak semua gitu kok, itu cukup yang mau ajah.. kalo nggak mau ya udah kerja apa adanya disini " dia melambaikan senyum tipisnya yang sama sekali tak kelihatan.
" eng.. iyaaa " aku masih melanjutkan pekerjaanku.
" kalian kenapa ? kok kayak lagi marahan gitu ?" fida bertanya heran melihat kondisi kami yang kikuk.
" nggak apa fi " aku mencoba menjawab dengan apa adanya
" yakin ?"
" iyaa.. lagi pada capek ajah kitanya " rio memberikan pembelaan yang sedikit menolong.
" ooh.. aku kira pada marahan.. dijemput tara queen ?" rio mengalihkan pandangan sesaat kepadaku ketika fida bertanya.
" iya fi.. siapa lagi yang bakal jemput ?"
" yang lain kek.. lagian malam2 naik motor emang nggak dingin apa ?"
" nggak ada yang lain.. itu ajah untung si tara mau nolongin " aku menjawab dengan senyum tipis.
" kalo mau, aku bisa kenalin kok.. buat antar jemput doang kan ?" dia menawarkan sedikit bantuan yang berjuta makna.
" nggak deh.. sama tara ajah fi "
" yakin.. enakan naik mobil loh.."
" sama tara ajah deh.. "
" oke lah.. padahal ada yang mau kenalan sama kamu loh "
" eh.. " aku sedikit bingung dengan pernyataan fida
" mala bengong.. iya.. ada yang mau kenalan sama kamu.. lumayan juga sih.. kamu termasuk baru tapi udah banyak fans loh " dia menggodaku dengan senyum genitnya.. dan rio mulai memperhatikan pembicaraan kami bahkan mungkin dia tau arah pembicaraan fida.
" nggak mungkin ah " aku hanya menjawabnya dengan senyum lemah
" nggak ada yang nggak mungkin loh.. serius ini ada yang mau kenalan.. kamu mau nggak ?"
" nggak deh.. malas "
" sayang loh.. lumayan buat antar jemput.. atau nggak isi kantong yang pas-pasan jadi lebih " Aku menarik nafas panjang dan berat " nggak fi.. lain waktu ajah.. aku udah nyaman sama tara soalnya "
" yaaa.. tapi kalo lain waktu kamu mau.. kamu bisa coba kok " dia berlalu meninggalkanku yang terdiam dan rio yang terdiam juga..
--------------
" jangan kaget dan kapok ya queen "
" eeh... " aku menoleh ke arah rio, setelah beberapa lama tak berbicara dia melontarkan kata itu.
" iyaa.. mereka memang baik banget.. tapi dalam kebaikan tidak selalu sempurna "
" iyaa yo.. aku tau.. cuma aku agak kaget ajah.."
" baguslah.. "
" iyaa.. aku cuma perlu mikir positif ajah.. semuakan ada alasannya "
" aku pikir reaksimu bakal berlebihan.. ternyata kamu lebih tenang nyikapin mereka " dia tersenyum getir terhadapku.. aku hanya menjawab nya dengan senyuman..
" kayaknya kamu jangan banyakan senyum deh "
" eh.. kenapa yo ?"
" itu yang buat orang lain bakal suka sama mu "
" apaan sih ? biasa ajah kayaknya deh "
" beneran.. serius ini loh "
" bodok aah.. cepetan geh.. biar cepet pulang "
" buru2 amat kamu."
" iyaa.. aku dijemput temen, nggak enak dia nunggu lama "
" yodah, duluan ajah sana.. biar aku yg nerusin "
" nggak ah.. nggak enak sama yg lain juga "
" santai, disini anaknya nyantai kok.. lagian kan aku yg ambil ahli "
" beneran ini ?"
" iyaa.. masak boongan "
" makasih banyak ya yooo " aku tersenyum ceria kepadanya
" dibilang jangan senyum juga "
" iyaa.. iyaa.. aku duluan yaaa "
" hati2 yaa "
Aku mengannti pakaian dan membereskan semua bawaanku.. berpamitan kepada teman yang masih sibuk membereskan kafe kami.. sudah terlalu lelah hari ini.. dan sosok itu tak muncul.. dan kursinya memang kosong, seakan tak ada yang mau duduk dikursi yang selalu ia duduki.. dan aku hanya berlalu lalang melewati kursi itu.. Sejenak aku berhenti memandang kursi kosong itu.. memikirkan sosok yang penuh dengan kesendirian dalam hidupnya, raut wajah yang aku punya jika aku sedang menikmati kesendirianku dimalam hari.. yaaa.. diaa.. sedikit menggelitik hatiku.. menimbulkan rasa penasaran yang teramat sangat.. menimbulkan berjuta pertanyaan tentangnya dan membuatku sedikit memperhatikannya.. menyisahkan tempat dalam pikiranku untuknya..
NEXT PART 13